Keluarga Pemilik Musala Tanggapi Penolakan Warga Trenggalek: Saya Islam, yang Demo Islam
Puluhan warga Trenggalek demo tolak pembangunan musala di RT 07, RW 03, Kelurahan Kelutan. Hariyadi, salah satu warga Kelutan yang turut menolak pembangunan musala, mengatakan alasan demo karena ada keresahan masyarakat. Ia mengklaim pembangunan musala itu memicu konflik antar warga."Masyarakat Kelutan terutama dan khususnya warga RT 07, menolak adanya pembangunan masjid atau musala atau sarana ibadah apapun yang tidak sepaham, se-akidah ajaran yang mayoritas ada di Kelutan," ujar Hariyadi, warga RT 13 Kelutan, kepada media.Saat melakukan penelusuran, Kabar Trenggalek mendapati keluarga pemilik bangunan musala itu dari anggota Muhammadiyah Trenggalek. Hal itu disampaikan Anwar Zaini, salah satu keluarga pemilik musala."Kalau kami, dari Muhammadiyah semuanya. Termasuk pemilik musala dari Muhammadiyah, asli," ujar Anwar, saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.Anwar menjelaskan, awalnya Muhammadiyah Trenggalek yang membangun musala. Kemudian, bangunan itu ditarik oleh pihak keluarga menjadi musala pribadi."Yang pertama memang itu dari Muhammadiyah untuk mendirikan musala di tempat saya. Setelah tarik ulur, kemudian oleh pemilik tanah tersebut diambil alih untuk musala pribadi," ujar Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Trenggalek itu.Berkaitan dengan demo penolakan pembangunan musala yang dianggap tidak sepaham dengan akidah mayoritas masyarakat, menurut Anwar pihak aparat dan pemerintah yang berwenang menanggapi."Kalau soal [anggapan akidah yang tidak sepaham] itu mestinya bukan saya yang menanggapi, tapi dari aparat. Karena kerukunan agama letaknya gimana? Wong saya ini juga Islam, yang demo ya Islam," ucap Anwar.Anwar menyampaikan, ada miskomunikasi antara pihak pendemo dan keluarga pemilik musala. Sebab, bangunan itu adalah musala pribadi. Tujuan awal membangun musala untuk tempat salat karyawan yang bekerja di gudang."Kelihatannya ada miskomunikasi. Status tanah milik perseorangan dan yang mendirikan musala juga milik perseorangan, milik pribadi untuk kegiatan gudang ketika karyawan untuk sholat sewaktu-waktu," terang Anwar.Anwar mengaku baru mengetahui adanya penolakan pembangunan musala dari demo itu. Sebelumnya, kata Anwar, tidak ada komunikasi sama sekali dari pihak pendemo dengan keluarganya."Penolakan itu tidak ada komunikasi sama sekali. Tahu-tahu ada penolakan. Musala pribadi dan yang demo itu belum pernah komunikasi. Belum pernah tatap muka dengan keluarga kami terkait pendirian musala," kata Anwar.Menanggapi tuntutan pendemo untuk menghentikan pembangunan musala, Anwar akan mengupayakan musyawarah."Sementara berhenti. Kalau sudah [didemo] seperti itu ya bagaimana? Nanti perkembangan selanjutnya, teman-teman musyawarah," tandas Anwar.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow