Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kecanduan Internet: Dampak Negatif bagi Kesehatan Mental dan Fisik

Fenomena penggunaan Internet yang semakin meluas akhir-akhir ini, terutama di kalangan remaja dapat membuka peluang terjadinya kecanduan. Individu menggunakan Internet sebagai sarana untuk melepaskan diri dari tekanan kehidupan sehari-hari dengan menjalin hubungan baru yang tidak mewakili dirinya, kecuali sebagai sumber hiburan dan menghabiskan waktu.Kecanduan internet merupakan masalah yang semakin sering terjadi di era digital ini. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan internet telah meningkat secara signifikan di seluruh dunia, terutama dengan kemajuan teknologi dan akses mudah ke internet melalui berbagai perangkat.Kecanduan internet dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, serta kinerja akademis dan profesional. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak kecanduan internet secara mendalam agar dapat mengambil langkah-langkah preventif yang efektif dalam mengatasi masalah ini.Ada beberapa alasan mengapa kita harus memperhatikan kecanduan internet. Pertama, kecanduan internet dapat merusak kesehatan mental seseorang. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya bisa menyebabkan gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan bahkan isolasi sosial.Kecanduan internet memiliki dampak kesehatan yang berbahaya, termasuk gangguan tidur karena kebutuhannya yang terus-menerus akan lebih banyak waktu, karena pecandu menghabiskan sepanjang malam di Internet dan hanya tidur satu atau dua jam hingga tiba waktunya untuk bekerja atau belajar menyebabkan kelelahan yang luar biasa bagi pecandu, yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, dan membuat individu lebih rentan terhadap penyakit.Ketika seseorang lebih memilih berinteraksi dengan dunia virtual dari pada dunia nyata, hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka. Internet berdampak pada sistem saraf, karena menyebabkan ketidakseimbangan emosional dan reaksi lemah. Ketegangan saraf dapat terjadi dengan peningkatan kelebihan hormon kortisol, hormon stres dan kelelahan, serta hormon adrenalin dan noradrenalin, yang dapat menyebabkan munculnya sifat lekas marah.Kedua, kecanduan internet juga berdampak pada kesehatan fisik. Banyak orang yang terlalu lama duduk di depan layar komputer atau gadget mereka tanpa istirahat yang cukup. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, gangguan postur tubuh, dan masalah mata.Kecanduan internet berdampak negatif terhadap kesehatan individu, melalui penambahan berat badan yang signifikan karena disebabkan terlalu lama duduk di Internet, dan kurangnya waktu untuk berolahraga, yang menyebabkan penumpukan lemak dan kalori dalam tubuh.Hal ini juga menyebabkan gangguan penglihatan akibat terus-menerus melihat layar komputer, atau perangkat elektronik lainnya yang melepaskan unsur radioaktif yang mempengaruhi pada bagian mata. Selain itu, kecanduan internet juga dapat memengaruhi produktivitas seseorang.Ketika seseorang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan internet, mereka mungkin kehilangan fokus dan motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas penting. Hal ini dapat berdampak negatif pada kinerja kerja atau akademis seseorang karena berkurangnya konsentrasi, dan ketidakmampuan untuk fokus pada masalah lain dalam jangka waktu yang lama, kecanduan juga mempengaruhi kondisi akademik siswa, yang menyebabkan penurunan produktivitas dan prestasi akademik.Contoh kasus dari hal tersebut yakni rusaknya minat belajar remaja karena kecanduan game online. Kecanduan game online telah menjadi masalah serius di kalangan remaja dewasa ini. Salah satu dampak negatif yang paling mencolok adalah merusak minat belajar remaja.Kecanduan game online merupakan masalah serius yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk dalam hal belajar. Para pemain game online yang kecanduan cenderung menghabiskan banyak waktu untuk bermain game tersebut, sehingga hal ini dapat berdampak negatif terhadap prestasi belajar mereka.Salah satu dampak utama kecanduan game online terhadap belajar adalah menyebabkan gangguan pada konsentrasi. Seseorang yang kecanduan game online akan sulit untuk memfokuskan perhatian mereka pada pelajaran atau tugas-tugas sekolah. Mereka cenderung lebih tertarik pada dunia virtual yang diciptakan oleh game daripada pada dunia nyata di sekitar mereka.Selain itu, kecanduan game online juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas belajar. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau mengerjakan tugas akademik justru terbuang untuk bermain game online. Hal ini dapat membuat prestasi belajar seseorang menurun karena kurangnya waktu dan usaha yang mereka berikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.Tidak hanya itu, kecanduan game online juga dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Terlalu sering bermain game online tanpa batas waktu dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Hal ini tentu akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dengan baik dan optimal.Kecanduan game online membuat remaja lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar daripada fokus pada pendidikan mereka. Kecanduan game online menyebabkan remaja kehilangan minat dan motivasi untuk belajar.Mereka lebih tertarik untuk menyelesaikan misi dalam game daripada menyelesaikan tugas sekolah. Akibatnya, hasil belajar mereka pun menurun dan prestasi akademis terpengaruh. Game online seringkali menimbulkan ketergantungan yang sulit untuk dihentikan.Remaja yang kecanduan game online cenderung sulit mengontrol diri dan lebih memilih bermain game daripada belajar. Hal ini mengakibatkan waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar menjadi terbuang percuma.Pada saat ini juga ada kasus yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mental seseorang salah satunya kurang bijak dalam berkomentar pada media sosial. Komentar di media sosial merupakan bentuk interaksi yang umum terjadi di era digital saat ini. Namun, sayangnya tidak semua orang menggunakan dengan bijak.Terdapat berbagai kasus di mana seseorang memberikan komentar yang kurang tepat, bahkan sampai ke tingkat yang merugikan. Selain itu, kasus lain yang sering terjadi adalah penyalahgunaan komentar untuk melakukan bullying atau pelecehan secara verbal.Seseorang yang kurang bijak dalam berkomentar dapat dengan mudah menulis komentar yang berbau pelecehan, hinaan, atau ancaman kepada orang lain di media sosial. Hal ini tidak hanya merugikan korban langsung, namun juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban dan menciptakan lingkungan yang tidak aman di dunia maya.Tidak hanya itu, kurangnya kehati-hatian dalam berkomentar juga dapat menyebabkan konflik antar individu atau kelompok. Komentar yang kurang bijak seringkali memicu perdebatan sengit dan pertengkaran yang tidak perlu di media sosial. Hal ini dapat merusak hubungan antar individu, bahkan bisa berujung pada konflik yang lebih besar.Sebagai contoh kasus yang ada yakni pemfitnahan Sarwendah istri Ruben Onsu yang dirumorkan memiliki hubungan dengan anaknya sendiri yakni Betrand Peto. Kasus tersebut bermulai dari komentar-komentar para haters pada media sosial Sarwenda yang memuat ujaran SARA. Dari kasus tersebut anak Sarwenda mengalami gangguan psikologis akibat adanya komentar-komentar yang kurang bijak itu.Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan kecanduan internet dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegahnya. Edukasi tentang penggunaan yang sehat dan bijak terhadap internet perlu ditingkatkan, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.Selain itu, penting juga untuk membatasi waktu yang dihabiskan di dunia maya dan lebih memprioritaskan interaksi sosial dan aktivitas fisik yang sehat. Dengan kesadaran akan bahaya kecanduan internet dan tindakan preventif yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan fisik, mental, dan produktivitas kita.Semua pihak, mulai dari individu, keluarga, sekolah, hingga pemerintah, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan internet yang sehat dan seimbang.*Opini ini ditulis oleh Ferdyan Fatchur Rahman, mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.Catatan Redaksi:Opini kolumnis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi kabartrenggalek.com.