Tengu atau tungau (dalam bahasa Indonesia) adalah serangga dengan ukuran sangat kecil yang sering menggigit kulit manusia dan akhirnya menginfeksi kulit. Karena ukurannya yang sangat kecil, serangga ini terabaikan dari pandangan manusia. Sehingga dengan mudah dapat hinggap di kulit manusia.
Ada banyak jenis-jenis tengu. Dengan ukurannya yang sangat kecil, serangga ini hampir tidak memiliki hewan pemangsa. Jadi, tengu bisa berkembang biak lebih cepat.
Tengu juga suka menggigit kulit manusia. Gigitan tengu menyebabkan kulit menjadi merah dan ada semacam luka yang ditimbulkannya.
Biasanya, luka gigitan tengu tidak muncul begitu saja. Butuh waktu beberapa hari untuk luka ini muncul.
Hal ini disebabkan saat menggigit, tengu akan mengeluarkan cairan dari mulutnya. Cairan ini kemudian masuk ke dalam jaringan dan menyebabkan luka atau infeksi.
Setidaknya, menurut ilmuwan, ada lebih dari 45 ribu jenis tengu yang telah dikelompokkan. Para ilmuwan berpendapat, itu baru sekitar 5% dari kenyataan total jenis yang ada. Hewan ini dipercaya telah ada sejak sekitar 400 juta tahun.
Sebagai hewan yang bersifat parasit, tentunya tengu akan mengambil sumber makanannya dari makhluk hidup yang dihinggapinya, seperti darah manusia.
Daftar Isi [Show]
Artikel ini berisi:
Jenis-jenis tengu yang suka menggigit manusia dan cara mengobatinya
Dari sekian ribu jenis tengu, ada empat jenis yang biasanya menggigit manusia. Setiap kali digigit tengu, penanganan dan cara mengobatinya juga berbeda-beda. Karena dampaknya antara satu tengu dengan tengu yang lain juga tidak sama.
Melansir dari Sehatq, jenis-jenis tengu dan cara mengobatinya sebagai berikut.
1. Tengu Sarcoptes Scabiei
Tungau atau tengu dengan jenis sarcoptes scabiei biasanya yang paling gemar menggigit kulit manusia.
Dampak yang ditimbulkan dari jenis tengu ini juga cukup parah. Hal ini disebabkan tengu yang tak hanya menggigit, melainkan juga akan menaruh telurnya di dalam kulit korbannya.
Penyakit kulit yang ditimbulkan dari tengu ini adalah scabies atau kudis, kalau orang Trenggalek menyebutnya gudiken. Dimana penyakit kudis ini merupakan penyakit kulit yang dapat menular.
Berdasarkan laporan Centers for Disease and Control (CDC) tengu jenis sarcoptes scabiei ini mudah berpindah-pindah tempat. Terutama jika orang yang terinfeksi dengan yang tidak saling berdekatan.
Tengu ini juga dapat menular jika menggunakan pakaian dan tempat tidur yang dipakai seseorang yang telah terinfeksi.
Yang lebih merepotkannya lagi, tengu jenis ini jika menginfeksi kulit manusia tidak akan timbul gejala secara langsung. Biasanya perlu waktu beberapa minggu.
Namun, lama kelamaan permukaan kulit yang digigit tungau akan mengalami benjolan dan melepuh menyerupai ruam.
Ruam ini akan terbentuk di sepanjang lipatan kulit, termasuk di:
- Sela-sela jari.
- Lipatan lutut dan siku.
- Area pinggang, payudara, atau bokong.
- Alat kelamin pria.
- Bagian bawah kaki, terutama ini dialami oleh anak-anak.
Bekas gigitan tungau ini akan membuat penderitanya merasa gatal yang teramat sangat di kulit terutama saat malam hari.
Saat muncul gejala, biasanya juga akan diikuti rasa gatal. Meski demikian, jika Anda mengalaminya sebaiknya tidak digaruk karena bisa menimbulkan kulit terkelupas dan bisa semakin parah.
Cara mengatasi bekas gigitan tengu sarcoptes scabiei adalah dengan menemui dokter spesialis kulit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dokter akan meresepkan obat scabies salep (krim permethrin, lotion lindane, crotamiton) dan atau obat minum yang berfungsi membunuh tungau S.scabiei dan larvanya di dalam kulit sebagai cara mengobati gigitan tungau.
Dokter juga akan meresepkan obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal dan antibiotik untuk mencegah infeksi.
2. Tengu Debu
Tengi jenis ini paling mudah dijumpai di rumah-rumah. Sesuai namanya, tengu ini hobi menempati sudut ruangan yang berdebu.
Biasanya, tengu debu akan makan sisa-sisa sel kulit manusia dan bulu hewan peliharaan yang rontok.
Karena suka dengan sudut ruangan yang berdebu, tengu ini kemungkinan besar juga akan ada di kasur, karpet, perabot rumah, dan barang-barang lain yang dibiarkan berdebu.
Meski tengu ini tidak menggigit atau hidup pada kulit manusia, keberadaannya dapat memicu reaksi alergi akibat protein dan feses yang dikeluarkan tungau debu.
Ketika seseorang terpapar tungau debu, maka bercak kecil dengan benjolan merah di kulit dapat muncul yang disertai dengan gejala infeksi pernapasan, seperti:
- Bersin dan hidung tersumbat.
- Mata gatal, merah, atau berair.
- Hidung, mulut, atau tenggorokan gatal.
- Batuk.
- Dada terasa sesak.
- Sulit bernapas.
- Mengi (napas bunyi).
Pada orang-orang yang memiliki riwayat asma, kondisinya mungkin dapat semakin parah akibat terpapar tungau debu.
Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan sebagai cara mengobati gigitan tungau debu, meliputi:
- Obat antihistamin yang dijual bebas di apotek
- Dekongestan
- Semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid atau cromolyn sodium
Bagi orang yang mengalami alergi tungau debu, imunoterapi merupakan salah satu cara mengobati tungau debu yang efektif.
Imunoterapi adalah pemberian obat dengan dosis alergen yang besar.
3. Tengu Demodex
Tengu atau tungau jenis demodex adalah jenis tengu yang dapat hidup pada folikel rambut atau tempat rambut tumbuh.
Tak hanya rambut kepala, tengu ini juga gemar hinggap di rambut wajah, hingga permukaan kulit tubuh, seperti leher atau dada.
Terdapat dua jenis tungau demodex yang umum dikenal, yaitu Demodex folliculorum dan Demodex brevis.
Demodex brevis biasanya akan memakan sel-sel kelenjar folikel rambut dan berada di area leher dan dada manusia.
Sedangkan, Demodex folliculorum akan hinggap pada folikel rambut di area wajah manusia, termasuk pipi, hidung, dagu, bulu mata, alis, telinga, dan lipatan kulit mulai dari hidung hingga area mulut
Dampak yang ditimbulkan dari gigitan tengu Demodex seperti:
- Bercak kulit merah yang meradang dan kering di wajah.
- Kelopak mata meradang, berkerak, bahkan berair.
- Kulit terasa gatal.
- Kulit terasa sensitif.
- Kulit terasa kasar.
- Sensasi seperti kulit terbakar.
- Muncul jerawat.
Ciri-ciri digigit tengu Demodex tersebut akan lebih jelas terlihat apabila Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Sejumlah penelitian menyebutkan bekas gigitan tungau Demodex dalam jumlah banyak dapat memperburuk kondisi kulit wajah, seperti rosacea, androgenic alopecia, atau dermatitis wajah.
Cara mengobati gigitan tungau Demodex, yakni menggunakan salep gigitan serangga, seperti krim crotamiton atau permethrin.
Selain itu, untuk mencegah bekas gigitan tengu bertambah parah, sebaiknya bersihkan wajah secara rutin dua kali sehari menggunakan sabun pembersih wajah berbasis minyak serta lakukan eksfoliasi kulit.
Untuk menghindarinya, tetap jaga kebersihan diri dan rajin cuci muka.
4. Tengu Chigger
Tengu chigger adalah tengu yang akan mengeluarkan enzim pencernaan saat menggigit kulit manusia. Cairan ini akan melembutkan lapisan epidermis (lapisan terluar) kulit sehingga menyebabkan ruam.
Biasanya, tengu jenis ini suka menggigit di daerah ketiak, pinggang, dan pergelangan kaki.
Bekas gigitan tungau chigger dapat menimbulkan sekelompok benjolan merah kecil pada permukaan kulit yang disertai rasa gatal hebat. Parahnya, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu.
Meski terasa sangat gatal, sebaiknya hindari menggaruknya. Karena dapat menimbulkan luka lebih parah dan mengganggu proses pemulihan.
Cara mengobati gigitan tungau chigger, Anda dapat menggunakan obat oles kortikosteroid, minum obat antihistamin, dan mengompres kulit yang terdapat bekas gigitan tungau dengan air dingin.
Itulah jenis tengu atau tungau yang gemar menginfeksi kulit manusia. Jika Anda sudah merasakan gejala-gejala di atas, bisa mengobati dengan obat-obatan yang biasanya direkomendasikan dokter.
Selain itu, jika dirasa tidak lekas sembuh, Anda bisa kembali lagi menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan atau pengobatan lanjutan. Semoga bermanfaat.