Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Jelang Tradisi Kupatan, Pedagang Ketupat Musiman Marak di Durenan

Poin Penting

KBRT - Menjelang perayaan tradisi Kupatan yang jatuh pada H+7 setelah Hari Raya Idulfitri, warga Trenggalek, khususnya di Kecamatan Durenan, memanfaatkan momentum ini untuk berjualan ketupat. Tradisi yang sudah mengakar kuat ini membawa berkah tersendiri, terutama bagi para pedagang musiman seperti Susilah (60), seorang ibu rumah tangga yang rutin menjajakan ketupat di tepi Jalan Raya Durenan-Bandung.

"Saya jualan ketupat itu musiman, Mas. Saya jualannya ya tiap mendekati Lebaran Kupat saja, biasanya dua hari sebelum Lebaran Kupat saya buka lapak," ujar Susilah, Minggu (6/4/2025).

Susilah berjualan mulai pukul 08.00 hingga 20.00 WIB. Janur sebagai bahan utama ketupat ia dapatkan dari pedagang di Kecamatan Karangan, Trenggalek, dengan harga Rp30 ribu per lonjor. Dalam satu lonjor janur, bisa dibuat sekitar 100 biji ketupat.

"Saya dapat janur dari penjual di Karangan, Mas. Harganya Rp30 ribu satu lonjor. Mungkin kalau beli langsung ke petani bisa lebih murah. Satu lonjor janur biasanya jadi sekitar 100 biji ketupat," jelasnya.

Di lapaknya, Susilah menjual tiga jenis ketupat, yaitu ketupat tumbu, ketupat sinta, dan ketupat luar. Perbedaan ketiganya terletak pada bentuk dan ukuran. Satu ikat ketupat dijual dengan harga Rp8 ribu dan berisi 10 biji ketupat campuran dari ketiga jenis tersebut. Dalam sehari, Susilah bisa menjual hingga 100 ikat atau setara 1.000 biji ketupat.

"Saya jualnya Rp8 ribu per ikat. Satu ikat berisi 10 ketupat dengan tiga jenis. Ketupat tumbu bentuknya kotak dan besar karena pakai empat janur, ketupat sinta ukurannya sedikit lebih kecil dengan dua janur, dan ketupat luar bentuknya persegi panjang, juga pakai dua janur," terangnya.

Agar tetap segar, Susilah membuat ketupat secara mendadak. Menurutnya, ketupat hanya tahan sekitar satu hari satu malam. Jika tidak segera laku, kualitasnya akan menurun baik dari segi tampilan maupun aroma.

"Buatnya itu saya mendadak, Mas, karena ketupat itu tahannya cuma satu hari satu malam. Kalau lebih dari itu kualitasnya pasti menurun, baik secara tampilan maupun aroma. Pembeli pasti cari yang segar karena kualitas ketupat sedikit banyak pengaruh ke rasa masakan. Kalau tidak laku, ya saya buang karena sudah kering," tandasnya.

Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Dukung Kami

Kabar Trenggalek - Uncategorized

Editor: Zamz