IMUT Unesa Pengabdian Masyarakat, Kembangkan Desa Wisata Duren Sari Trenggalek
Ikatan Mahasiswa Unesa Trenggalek (IMUT) kembali adakan pengabdian masyarakat, kali ini berupa pengembangan desa wisata berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s). Berlokasi di Desa Wisata Duren Sari, Sawahan, Watulimo, Trenggalek, acara yang dilaksanakan selama 23-29 Juni 2024.Menurut Nadiasel Ogsala, ketua pelaksana workshop, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mewujudkan Desa Wisata Duren Sari Trenggalek yang lebih eksis, kompeten, dan mandiri. Pelaksanaan pengabdian juga menggandeng Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk memberikan pemahaman mengenai perlindungan dan pembinaan anak.“Ada rangkaian kegiatan lain, seperti workshop e-payment, karena pembayaran digital penting digencarkan. Terutama bagi sejumlah usaha yang bersentuhan langsung dengan banyak pengunjung luar daerah,” jelas Nadiasel.Nadiasel menuturkan bahwa tujuan pengabdian ini untuk mewujudkan Desa Wisata Duren Sari yang lebih eksis, kompeten, dan mandiri. Ia dan rekan-rekannya memberikan workshop pembuatan e-payment dan QRIS di warung-warung strategis dekat tempat Desa Wisata Duren Sari.Diandra, salah satu mahasiswa Unesa juga, ia merasa pengabdian masyarakat perlu untuk dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum menggunakan pembayaran digital.“Ini penting karena jadi salah satu bentuk mengikuti perkembangan zaman dan mempermudah orang-orang transaksi jual beli,” kata Diandra.Diandra juga menceritakan pengalamannya turun lapang mengabdi ke masyarakat. Ia merasa senang karena bisa langsung fokus pada pendidikan dan pengajaran anak-anak sekolah dasar pentingnya menjaga lingkungan sekitar.“Responnya [peserta] baik, mereka responsif dan senang ketika mengikuti kegiatan kami,” ucap Diandra.Selain berkutat dengan pengabdian masyarakat, Diandra merasa bahwa di sekitar kecamatan Watulimo ada beberapa tempat wisata yang berpotensi menjadi magnet wisatawan.“Aku melihat ada salah satu tempat wisata yang cukup potensial dan sangat terawat sebenarnya, tapi belum begitu banyak yang tahu, mungkin tempat-tempat seperti ini bisa dieksplor lebih jauh lagi,” tukas Diandra.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *