Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Trenggalek gedor kampus Poltekkes Kemenkes Malang (Polkesma). Hal itu menindaklanjuti dugaan yang ia layangkan soal penerimaan mahasiswa baru.
Sebelumnya, GMNI Trenggalek juga melangsungkan audiensi bersama Komisi IV DPRD Trenggalek. Namun, belum ada jawaban terang sehingga harus melanjutkan niat mendatangi kampus pusat.
Ketua GMNI Trenggalek, Mochamad Shodiq Fauzi menerangkan, yang dia persoalkan adalah sistem penerimaan mahasiswa baru khusus Diploma III yang terjadi di Trenggalek.
“Langkah kami ini juga dari aduan masyarakat yang mengeluh soal penerimaan mahasiswa baru yang ada indikasi tidak sesuai regulasi,” tegasnya kepada awak media.
Lebih lanjut katanya, teknis dalam penerimaan mahasiswa baru tersebut khusus D-III hanya diperuntukkan SMK jurusan kesehatan. Shodiq juga mengklaim temukan mahasiswa dari SMK bukan jurusan kesehatan bisa diterima.
“Makanya ini ada indikasi kejanggalan, jika memang regulasinya harus SMK Kesehatan, kenapa ada SMK umum yang bisa masuk,” paparnya.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang 1945 pendidikan adalah hak segala bangsa. Dengan kondisi yang terjadi di Polkesma tersebut mencederai amanat undang-undang, karena membeda-bedakan hak masyarakat.
“Ini jelas murni kesalahan fatal dari pihak kampus sendiri yang mana terkait aplikasi pendataan mahasiswa. Pihak kampus pun juga mengakui bahwa aplikasi itu kurang sempurna,” tandasnya.
Dari hasil audiensi yang berlangsung di malang tersebut pihak kampus menerima baik kedatangan GMNI Trenggalek. Kata Shodiq juga akan memperbaiki sistem yang saat ini, dan menjadi bahan evaluasi.
“Kami lihat progresnya, apakah hanya sekedar janji untuk memperbaiki, atau memang benar-benar mendengarkan aspirasi dari masyarakat,” tandasnya.