Kabar Trenggalek - Suara mesin jahit menggema di ruangan. Puluhan pekerja duduk konsentrasi di bangkunya masing-masing mengamati kain yang telah ditandai untuk dijahit.
Beberapa orang yang lain sedang memotongi kain sesuai ukuran yang telah dihitung. Di Ruangan lain, mesin-mesin digital pencetak sablon sedari pagi –seperti– tak kenal lelah bergerak.
Suara mesin-mesin di sudut Alun-Alun Trenggalek itu lebih riuh jika dibandingkan dengan belasan tahun lalu, saat usaha ini masih dalam embrio dan harapan.
Papan nama besar bertuliskan Fighter Corporation terpampang di depan toko yang berada di sebelah kantor bappeda Trenggalek pojok alun-alun.
Toko yang juga tempat produksi ini bukan satu-satunya milik Fighter Corporation. Ada lima toko lain yang tersebar di beberapa kecamatan, bahkan merambah hingga Kabupaten Tulungagung.
Masing-masing toko memiliki bidang usaha, seperti toko yang berada di dekat kantor kelurahan Sumbergedong, spesifik menggarap banner dan kertas. Toko yang lain ada di Kecamatan Watulimo dan Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Daftar Isi [Show]
Dari Satu Bidang Usaha Berkembang jadi Lima
Usaha Fighter Corporation dipecah menjadi lima divisi dengan berbagai layanan yang mereka kerjakan, di antaranya:
1.DIVISI DIGITAL PRINTING
Outdoor: banner, spanduk, baliho, x banner, roll banner, mini x banner, banner kain, backlight, banner kayu.
Indoor: stiker, luster, backlite film, albacros, photopaper, kanvas, graftack, oneway
a3: poster, brosur, kartu nama, art paper, kupon, undangan, sampul rapot, kalender, stiker, sertifikat, label kemasan, id card, akrilik, buku, yasin, nota / kwitansi, surat jalan, karcis, map, vandel, gantungan kunci, pin, nametag
2. DIVISI KONVEKSI & SUBLIM
Melayani pengerjaan kaos team, kaos bijian, kaos casual, seragam olahraga, kemeja, slayer, almamater, baju tactical, Baju seragam, rompi, Jaket, training, kalung wisuda, sweater, dan hoodie.
3. DIVISI PRINTING SUBLIM
Melayani pengerjaan jersey custom, kaos printing, umbul-umbul, bendera, lanyard, bantal custom, jilbab printing, custom, dan jaket.
4. DIVISI BORDER KOMPUTER
Melayani pengerjaan badge, nama dada, atribut sekolah, topi, dasi, ikat pinggang, kaos kaki, selempang, emblem bendera bordir, tanda pangkat, dan jilbab.
5. DIVISI SABLON DIGITAL ( DTF )
Melayani pengerjaan pet DTF, sablon kaos bijian, dan sablon tas bijian. Gemuknya usaha Fighter saat ini tak luput dari sejarah jatuh bangun mirip kisah-kisah pengusaha sukses yang berbisnis dari level bawah. Tahun 2011 silam, usaha yang awal mulanya dari bidang konveksi itu didirikan oleh Feri Bagus Setiawan, pendiri Fighter Corporation.
Kembang kempis perjalanan bisnis menjadi makanan pokok bagi Feri. Ia Mendobrak zona nyaman untuk mencari jalan keluar dari usaha kecil supaya menjadi bisnis besar.
Berdiri kokoh di tengah daya saing usaha konveksi dan digital printing lain hanya pilihan satu-satunya bagi Feri. Nama Fighter terilhami dari semangat yang ia bangun. Mengingat, Feri sebenarnya juga pendekar tapak suci.
Kisah Masa Lalu yang Kini Jadi Pelajaran Bisnis
Feri Bagus Setiawan, Owner Fighter Corporation, bercerita kepada Kabar Trenggalek saat awal mula perjalanan dirinya meniti karir. Sebelum pada posisi saat ini, Bagus (sapaan akrab) menjadi karyawan atas usaha yang dirintisnya. Ia tak gengsi memotong kain dan menjahit, bahkan harus belepotan dengan cat sablon.
Bakat yang ia miliki merupakan buah dari keahlian yang dimiliki ayahnya. Seperti pinang dibelah dua, ia memilih terjun dalam dunia konveksi sama seperti orang tuanya. Kendati tak sama persis, namun ia terilhami bakat oleh ayahnya. "Semua dulu manual, tidak seperti sekarang yang sudah mengikuti perkembangan teknologi.
Seiring berkembangnya waktu kami rekrut satu penjahit. Namun, saya masih sablon manual secara sendiri," ungkapnya menceritakan kenangan. Titik balik 2013, dari gang kecil di Desa Karangsoko, Fighter Corporation akhirnya memboyong diri mendekat ke pusat kota.
Pilihannya tentu saja sulit, ia mengaku sempat minder usaha di pusat kota bersaing dengan usaha-usaha besar yang lebih dahulu ada. Akan tetapi, kenyataannya kini ia bisa melaluinya dengan baik.
Tepatnya di jalan Agus Salim, Kelurahan Sumbergedong, Feri Bagus memanfaatkan ruang kecil di rumah yang ia beli untuk merintis usaha kecilnya. "Satu bulan pindah belum ada peminat.
Namun, saya perbanyak silaturahmi. Dari komunitas hingga menawarkan produk ke Dinas. Istilahnya dulu saya 'Blantik' ngambil dari tempat lain," tegas pria yang juga pendekar Tapak Suci itu.
Perjalanan panjang ia lalui. Pada tahun 2014 sampai 2016, Fighter Corporation lebih percaya mengepakkan sayap usahanya. Produk yang telah ia buat mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Dari waktu ke waktu, banyak pelanggan berdatangan sehingga memenuhi gang kecil jalan akses ke tokonya. Ia pernah merasakan teguran dari warga sekitar karena parkir pelanggan memenuhi bahu jalan.
"Tahun 2014 sampai 2016 bahasanya bukan naik 180 derajat tapi 360 derajat. Namun, saya masih bantu-bantu nyablon sendiri dan setrika baju pesanan sendiri," kata Feri.
Pada tahun 2014-2015, Feri mengatakan baru bisa membawahi 6 karyawan. Namun, di dua tahun berselang, dirinya mampu merekrut lebih banyak karyawan hingga 50 orang.
Memandang bisnisnya sangat sehat, Feri memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis rintisan lainnya, yakni divisi percetakan. Ia juga menambah aset di belakang Telkom Trenggalek untuk mengambangkan bisnis barunya, custom printing.
Fighter Kebal dari Efek Badai Covid-19
Badai Coronavirus Disease (Covid-19) menghampiri kala usahanya sedang moncer. Covid-19 memang membuat perekonomian dunia lesu, banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya.
Namun, Fighter Corporation tak melakukannya. Feri melaluinya dengan jalur pendekatan. Ia sering berkomunikasi dengan para karyawan agar bisa menghadapi pandemi di tahun 2019.
Jalan ini ia tempuh karena dirinya merasa bertanggung jawab kepada karyawan yang ia anggap sebagai saudaranya. Feri memilih tak merumahkan karyawan yang ia miliki meski pendapatan mengalami penurunan.
"Saya komunikasi dengan karyawan bagaimana bisa melewati pandemi. Alhamdulillah kami bisa melewati pandemi dengan tanpa merumahkan karyawan, kasihan juga kalau harus dirumahkan," tegas pria berbadan kekar itu.
Berhasil melewati pandemi, kini Feri tengah membawahi 100 karyawan dengan 5 toko yang tersebar. Feri menerapkan manajemen usaha semi autopilot terhadap 5 divisi usahanya.
Tak ayal, di tahun 2023 dirinya tak memiliki target yang muluk-muluk. Ia hanya berharap bisa bertahan sekaligus berkembang, antara Fighter Corporation dan karyawan, itu adalah target utamanya.
Feri tak menampik, sebenarnya semua pengusaha ada tantangannya. Guru berharga adalah tantangan itu, bahasanya harus terus belajar dan berinovasi tidak ada pebisnis yang santai. Otaknya harus berfikir. Pada saat tidur, mimpinya sebagai pengusaha adalah berinovasi menyikapi tantangan itu sendiri.
"Sangat benar silaturahmi adalah kunci dari semua, mau berbisnis atau tidak jangan lupakan silaturahmi. Fighter berkembang memang berkat silaturahmi dari komunitas maupun yang lain. bagi saya sangat dominan karena banyak rejeki yang ada di dalam silaturahmi," ujarnya.