KABARTRENGGALEK.com - Dua tahun berjalan pandemi Corona Virus Disaese (Covid-19) merambah Indonesia. Edukasi dan penerapan protokol kesehatan gencar dilaksanakan oleh pemerintah pusat sampai ke daerah. Kegiatan yang berpotensi kerumunan dibatasi bahkan tidak diperkenankan dengan dalih mengurangi penularan virus Covid-19.
Seperti profesi yang digeluti dalang muda Bryan Arfrista, asal Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, sangat terasa ketika pandemi berjalan. Namun hal ini tidak bisa dihindari, semua merasakan dampak. Untuk keluar dari dampak, dalang muda ini berfikir dan berinovasi supaya profesi dalang ini tidak pupus di tengah pandemi.
"Kalau ngomongin dampak, pasti semua kena dampaknya, saya nggak jauh-jauh mengambil contoh dengan adanya beberapa job pagelaran wayang yang sudah saya jadwalkan namun itu berbenturan dengan peraturan pandemi ini. Ya harus rela dan legowo dibatalkan," jelasnya.
Sempat mengalami kembang kempis untuk adaptasi, dengan memanfaatkan media yang berjejaring, dalang muda ini mampu menjebol penggemar dari subcriber youtube pada 3 bulan awal masa pandemi Covid-19.
"Awalnya ya mungkin adaptasi dengan keadaan, berawal dari waktu pandemi sering nonton youtube akhirnya saya berfikiran terjun menjadi dalang yang pagelarannya di youtube," tandasnya.
Berawal keisengannya tersebut kini sudah agak lega walaupun penghayatan pagelaran wayang yang sebenarnya itu menurut Bryan ya dengan pentas dan banyak penonton.
"Kalau puncak dari kesuksesan pagelaran wayang sebenarnya banyak yang menonton dan penonton merasa terhibur namun kali ini saya mencoba beradaptasi dengan virtual," tambahnya.
Akun youtube yang sudah memiliki 4 ribu subcriber ini menjadi ladang Bryan untuk mengekspresikan seni pagelaran wayang kulit.
"Walaupun baru saja saya merintis paling tidak punya asset untuk kedepan dengan akun youtube, walaupun hasilnya belum ada apa-apanya," pungkas dalang yang murah senyum itu.