Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Cuaca Tak Menentu, Produksi Bata Merah di Durenan Trenggalek Turun 10 Persen

  • 03 Jun 2025 16:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Cuaca yang tak menentu belakangan ini berdampak pada sektor produksi bata merah di Trenggalek. Salah satu sentra penghasil bata merah di Desa Gador, Kecamatan Durenan, mengalami penurunan kapasitas produksi hingga 10 persen akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

    Sukaji (65), seorang produsen bata merah asal Desa Gador, menyampaikan bahwa kondisi cuaca menjadi tantangan utama dalam proses produksi.

    “Saat ini untuk jumlah penjualan itu baik, tapi jumlah barangnya itu yang sering telat,” ujar Sukaji, produsen bata merah asal Gador.

    Ia mengungkapkan, saat ini dirinya hanya bisa memproduksi bata merah setiap tiga hari sekali. Berbeda dengan saat cuaca panas, ketika dirinya dapat mencetak hingga seratus biji bata dalam sehari.

    Menurut Sukaji, sinar matahari adalah komponen penting dalam proses pembuatan bata merah. Setelah dicetak, bata harus dijemur langsung di bawah sinar matahari, dan proses ini bisa memakan waktu sekitar satu minggu.

    “Kalau cuaca panas terus ya dijemur sekitar satu minggu sampai kering,” kata Sukaji.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Proses penjemuran harus dilakukan segera setelah pencetakan. Jika tidak, bata berisiko rusak dan menjadi produk gagal. Hal ini tentu merugikan bagi produsen seperti dirinya.

    “Kalau tidak segera dijemur itu resikonya nanti dimakan rayap batanya dan rusak,” terang Sukaji.

    Tak hanya produk bata yang bisa rusak, cetakan tanah liat pun dapat ikut hancur jika tidak dikeringkan dengan baik. Sukaji menjelaskan bahwa bahan baku utama pembuatan bata merah terdiri dari tanah liat, pasir, dan abu sekam padi.

    Setelah melalui proses pengeringan, bata-bata tersebut dibakar dalam tempat khusus yang disebut cobongan agar mengeras dan siap pakai. Dalam sekali pembakaran, cobongan milik Sukaji dapat menampung sekitar 15.000 bata.

    Di tempat produksinya, Sukaji hanya membuat satu jenis ukuran bata, yakni 28 x 11 cm. Harga jual bata mentah dibanderol Rp3.700 per biji, sedangkan bata yang sudah matang dan siap digunakan dijual seharga Rp5.700 per biji.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz