Cerita Trenggalek Berteman Hati: Kompetisi Skateboard Tingkat Provinsi yang Pertama di Trenggalek
Kabar Trenggalek - Semangat para pemuda Trenggalek dalam menunjukkan eksistensinya terus berkobar. Seperti yang dilakukan oleh komunitas Trenggalek Skateboarding. Mereka mengadakan Kompetisi Skateboard tingkat provinsi yang pertama di Trenggalek, pada Minggu, 11 September 2022.Muhammad Danial Vithon Assakkaky, panitia Kompetisi Skateboard, mengatakan bahwa kompetisi itu dilakukan untuk mengenalkan skateboard kepada masyarakat. Selain itu, ia juga ingin menepis stigma buruk yang diberikan kepada anak skateboard."Kompetisi ini bertujuan untuk mencari bakat minat untuk semua kalangan. Mungkin pandangan mereka buruk terhadap skateboard. Jadi, kami menunjukkan prestasi kawan-kawan dalam kompetisi ini. Teman teman skateboard dibilang berandal, tapi ya enggak. Tapi mereka punya attitude yang baik dan kreatif," ujar lelaki yang akrab disapa Saridi itu.Kompetisi Skateboard tingkat provinsi Jawa Timur itu diikuti oleh peserta dari berbagai kota. Ada peserta dari Surabaya, Malang, Blitar, Karesidenan Kediri, Ponorogo, Madiun, serta Mojokerto. Sementara untuk juri kompetisi dari Malang dan Surabaya.Tiga kategori dilombakan dalam Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati. Ada open class (kelas bebas), beginner (pemula) dan under 15 (dibawah 15 tahun).[caption id="attachment_20403" align=aligncenter width=1280] Salah satu peserta Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati/Foto: Trenggalek Skateboarding[/caption]"Yang dinilai, setiap juri beda pandangannya, technical combo, pick atau banger, tair drop, air. Kalau technical semua, dinilai dari run, opstacle, ngeflow, dab basic clean," terang Saridi.Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati ini, juga didukung oleh sinergi antara komunitas skateboard di Jawa Timur.Selain itu, dukungan juga datang dari berbagai komunitas di Trenggalek. Seperti komunitas seni Wall Wull Street, Band Puppies, dan lain-lain. Dukungan dan sinergi itu menjadi landasan filosofi di balik tagline "Trenggalek Berteman Hati"."Trenggalek Berteman Hati kalau divokalkan, biasa aja. Ada saya dan teman-teman, ada filosofi mendalam. Ada beberapa komunitas dan skena, ada street art, musik, dan skate juga kan saling melengkapi. Jadi skate, musik, art, itu kayak jadi satu, gak bisa dipisah. Pasti," jelas Saridi.Melalui tagline Trenggalek Berteman Hati, Kompetisi Skateboard perdana di Trenggalek itu mengusung tema Skate Tanpa Sekat. Saridi menyampaikan, tema itu dipilih karena terinspirasi dari kisah hidup Cak Met, disabilitas yang memakai Skateboard untuk berjalan.[caption id="attachment_20402" align=aligncenter width=934] Cak Met, saat menjajal lintasan skatepark dalam Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati/Foto: Trenggalek Skateboarding[/caption]"Cak Met sudah sejak 2018 mengendarai skate. Mungkin Cak Met punya rasa respect sama teman-teman. Lebih ke komunitas dan keluarga bersama di skateboard," ucap Saridi.Bagi Trenggalek Skateboarding, skateboard itu tidak memandang memandang latar belakang, status, dan ras. Skateboard dapat membangun percaya diri dan membentuk persahabatan yang erat. Skateboard is fun.Tak hanya itu, Saridi dan teman-temannya ingin mengenalkan Trenggalek kepada para peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Sebab, para peserta itu kebanyakan belum pernah ke Trenggalek."Terus mereka mikir, apa sih yang original, khas Trenggalek? Nah, kami mengenalkan pantai, wisata-wisata ke orang-orang [para peserta]. Ternyata Trenggalek ada pantai yang enak," jelasnya.Melalui Kompetisi Skateboard ini, Saridi juga ingin mengenalkan apa yang khas dari Trenggalek. Sehingga, ketika orang dari luar daerah ke Trenggalek, mereka tak hanya mengikuti Kompetisi Skateboard. Tapi juga bisa menikmati wisata dan kuliner khas Trenggalek.[caption id="attachment_20401" align=aligncenter width=979] Penampilan band Puppies do Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati/Foto: Trenggalek Skateboarding[/caption]Saridi berharap, komunitas Trenggalek Skateboarding bisa lebih solid lagi. Ke depannya, ia ingin bisa dijadwalkan untuk latihan skate setiap Minggu pagi. Dengan latihan yang rutin, komunitas Trenggalek Skateboarding bisa lebih baik lagi ketika mengadakan kompetisi.Saridi juga mempunyai cita-cita untuk menyatukan berbagai komunitas di Trenggalek. Bagi Saridi, sinergi antar komunitas itu penting, karena Trenggalek identik dengan sepi."Aku pribadi punya cita-cita, antara skate, musik, art itu harus gabung bersatu, kayak sebuah lingkaran. Sekarang sudah, meskipun ada kurangnya. Ya harapannya ke depan lebih solid dan eksplore lagi. Karena Trenggalek, tau sendiri, sepi," ungkap Saridi.Sedangkan kepada masyarakat, Saridi juga ingin meningkatkan pemasukan ekonominya. Ia juga punya ide, dengan adanya Kompetisi Skateboard, maka orang Trenggalek bisa menggunakan uangnya untuk perekonomian di Trenggalek, bukan di luar kota."Kebiasaan orang Trenggalek, orang gajian, uangnya dibuang ke luar kota, gak di sini [Trenggalek]. Sehingga, harapannya nanti bisa bikin kompetisi lagi, di sekitar skatepark ini bisa muter ekonomi di sini," kata Saridi.[caption id="attachment_20400" align=aligncenter width=1080] Karya street art komunitas Wall Wull Street di Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati/Foto: @secank.tv (Instagram)[/caption]Kompetisi Skateboard Trenggalek Berteman Hati akan dilanjutka kedua kalinya pada tahun 2023 depan. Saridi menyampaikan, Kompetisi Skateboard ke depan juga akan menggabungkan antara Skateboard dan budaya khas Trenggalek."Ke depan, mau kompetisi ini menjadi agenda rutin di Alun-Alun Trenggalek. Ada beberapa kultur yang perlu diangkat, seperti Jaranan, Tayup, Turonggo Yaksa, digabung dengan skate," ungkapnya."Kalau musik punk, hard core, itu kan budaya luar. Kemarin Madiun bikin dangdut and destroy, padahal aku gak suka dengan dangdut. Tapi mereka ngemasnya beda, gak urakan, lebih keren. Tapi pas dengar dangdut jadi sampe ikut joget," ujarnya.Oleh karena itu, Saridi dan teman-temannya di komunitas Trenggalek Skateboarding akan menyiapkan kompetisi tahun depan supaya lebih maksimal. Baik dari segi acara, sumber daya manusia, sponsorsif dan lain sebagainya."Masyarakat Trenggalek belum tau sebesar apa komunitas skate. Upaya mengenalkan itu harus bertahap dan sulit banget. Trenggalek masih ketinggalan dengan kota lain," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *