Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Bata Merah Masih Diminati, Pengrajin di Trenggalek Tetap Produksi Meski Diterpa Tren Bata Ringan

  • 10 Jun 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Di tengah maraknya penggunaan bata ringan pada konstruksi modern, bata merah masih mempertahankan eksistensinya. Hal ini dirasakan langsung oleh Sukaji (65), pengrajin bata merah asal Desa Gador, Kecamatan Durenan, yang mengaku permintaan bata merah tetap ramai meski persaingan dengan bata ringan semakin ketat.

    “Kalau untuk pemasaran tetap ramai, bahkan barangnya ini sering telat,” ujar Sukaji saat ditemui di tempat produksinya.

    Sukaji mengatakan, ia masih bisa memproduksi sekitar 100 biji bata merah per hari. Meski permintaan tinggi, kendala cuaca sering memengaruhi proses produksi karena proses pengeringan bata merah masih mengandalkan sinar matahari.

    “Sering kekurangan stok karena cuacanya tidak menentu, jadi produksi terganggu,” tambahnya.

    Menurutnya, baik bata merah maupun bata ringan memiliki pasar dan penggemarnya masing-masing. Dari sisi kekuatan, Sukaji menyebut bata merah lebih unggul.

    “Kalau dari segi kekuatan, bata merah lebih kuat untuk menopang beban bangunan yang berat,” jelasnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Namun dari sisi kepraktisan pemasangan, ia mengakui bahwa bata ringan lebih cepat digunakan karena dimensinya yang lebih besar.

    “Yang pakai bata merah banyak, yang pakai bata ringan juga banyak, tergantung selera sebenarnya,” katanya.

    Secara komposisi, bata merah terbuat dari tanah liat, pasir, dan sekam, kemudian dibakar agar padat dan kuat. Sementara bata ringan dibuat dari campuran semen dan pasir silika tanpa proses pembakaran atau penjemuran.

    Dari segi ukuran, bata merah buatan Sukaji berukuran sekitar 28 × 11 cm, dan dijual dengan harga sekitar Rp5.700 per biji. Ia menilai, untuk bangunan bertingkat atau dengan beban berat, bata merah masih menjadi pilihan utama.

    “Kalau pakai bata ringan itu penyangga bangunannya harus lebih, beda dengan bata merah yang cenderung lebih kuat untuk menopang beban bangunan yang berat,” tandas Sukaji.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz