Bencana tanah longsor dan jembatan putus melanda wilayah Trenggalek setelah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur sejak Sabtu (19/10/2024). Curah hujan yang terus-menerus menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengancam keselamatan warga di beberapa kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Triadi Atmono, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait dampak kerusakan akibat tanah longsor. "Untuk jembatan putus di Desa Tawing, tim kami masih melakukan pengukuran kerusakan. Hari ini, Senin (21/10/2024), kami akan meninjau kondisi di Munjungan," ujar Triadi.
Jembatan yang rusak parah tersebut berada di atas Sungai Selokondo di RT 07/RW 01 Dusun Gunung Kembar, Desa Tawing, Kecamatan Munjungan. Jembatan itu putus pada Minggu (20/10/2024) pukul 01.30 WIB, setelah aliran sungai meluap akibat derasnya hujan. Jembatan ini merupakan akses penting bagi warga setempat, dan kerusakannya memutus jalur transportasi antar wilayah.
Selain kerusakan jembatan di Desa Tawing, tanah longsor juga dilaporkan di beberapa lokasi lain. Di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, longsor menyebabkan dinding sebuah rumah di RT 20/RW 06 jebol. Kerusakan signifikan juga terjadi di Desa Jombok dan Desa Pule, Kecamatan Pule, di mana longsor terjadi sehari sebelumnya, Sabtu (19/10/2024), saat hujan lebat mengguyur kawasan tersebut.
Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa bencana ini. Meski demikian, BPBD Trenggalek mengimbau warga untuk tetap waspada dan memantau perkembangan cuaca secara berkala. "Selalu berhati-hati dan waspada, serta memantau informasi perkembangan cuaca secara berkala," kata Triadi mengingatkan.
BPBD dan tim relawan saat ini terus berkoordinasi untuk mempercepat proses penanganan dan pendataan kerusakan akibat bencana alam tersebut.
Editor:Bayu Setiawan