KBRT – Jerapah dikenal sebagai hewan dengan leher sangat panjang dan menjadi satwa tertinggi di bumi. Tinggi tersebut memang membantu mereka meraih dedaunan di pucuk pepohonan, namun siapa sangka bahwa kondisi ini juga membuat jerapah lebih berisiko tersambar petir.
Tinggi jerapah memang luar biasa. Jerapah betina dapat mencapai 5,2 meter, sedangkan jerapah jantan bisa tumbuh hingga sekitar 5,9 meter. Postur inilah yang menjadikan jerapah sangat mudah terlihat dan menjadi titik tertinggi di area terbuka, terutama saat badai terjadi.
Petir sendiri merupakan bahaya besar bagi makhluk hidup. Sekali sambaran saja dapat menyebabkan kematian dalam hitungan detik. Sejumlah kasus serupa pernah tercatat pada hewan lain.
Dilansir ILF Science, pada tahun 2021 sebanyak 550 domba tewas tersambar petir saat terjebak badai di Georgia. Kemudian pada 2016, tercatat 323 rusa kutub juga mati akibat kejadian serupa.
Menurut ilmuwan Rockwood Conservation, Ciska Scheijen, dalam Jurnal Ekologi Afrika, petir cenderung memilih objek tertinggi di suatu kawasan, sehingga jerapah menjadi salah satu hewan yang paling rawan tersambar sambaran langsung.
Selain faktor tinggi tubuh, posisi jerapah sebagai hewan berkaki empat turut meningkatkan risikonya. Pakar petir dari National Oceanic and Atmospheric Administration, John Jensenius, menjelaskan kepada The Verge bahwa arus tanah dari sambaran petir dapat menyebar melalui permukaan tanah.
Jerapah dengan empat kaki yang berjauhan memiliki peluang lebih besar menerima aliran listrik tersebut, sehingga dapat menyebabkan cedera fatal atau kematian.
Dari berbagai penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa jerapah memang memiliki risiko lebih tinggi tersambar petir dibanding hewan lain. Postur tubuhnya yang menjulang serta posisi kakinya yang saling berjauhan membuat mereka rentan terhadap sambaran langsung maupun aliran arus dari tanah.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz













