Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Awas Kebotakan Dini, Ketahui Gejala dan Cara Mengatasi Rambut Rontok Berlebihan

Rambut rontok adalah lepasnya rambut dari kulit kepala. Rambut rontok juga salah satu hal biasa yang terjadi. Mengutip dari laman Alodokter, rambut rontok merupakan bagian dari fase pertumbuhan rambut.

Saat rambut rontok, maka akan ada rambut baru yang tumbuh dan menjadi pengganti dari rambut yang sebelumnya rontok. Meski begitu, rambut rontok yang berlebih sangat mengganggu dan bisa menyebabkan kebotakan.

Seperti saat sedang menyisir rambut, biasanya sisir akan penuh dengan rambut yang nyangkut. Selain itu, pada suatu kondisi seperti saat menata rambut dengan tangan, rambut juga bisa rontok. Kondisi seperti ini sangat mengganggu, terutama bisa menyebabkan tempat tinggal menjadi kotor.

Yang paling parah, rambut rontok berlebih juga bisa menyebabkan kebotakan sementara hingga permanen. Saat kepala mengalami kebotakan maka penampilan menjadi kurang maksimal.

Sehingga, satu-satunya cara untuk menutupi botak pada kepala dengan topi sejenisnya. Sayangnya jika memakai penutup kepala dalam jangka waktu yang lama membuat kulit kepala menjadi gerah.

Berita baiknya, rambut rontok secara berlebihan masih bisa ditangani asal belum terlambat. Memang, ada beberapa kondisi yang menyebabkan rambut rontok. Serta kondisi ini memiliki gejala umum yang dapat Anda ketahui.

Fase Rambut Rontok

Sebelumnya, normalnya rambut kepala manusia kurang lebih terdapat 100.000 helai rambut. Setiap harinya akan ada sekitar 50-100 helai rambut yang rontok. Hal ini sebenarnya masih wajar.

Dalam fase pertumbuhan rambut normal, rambut akan mengalami tiga fase. Yakni, fase anagen, fase katagen, dan fase telogen.

Fase anagen adalah fase pertumbuhan pada rambut. Kurang lebih rambut akan bertahan di kulit kepala selama 2-8 tahun.

Setelah mengalami fase anagen, akan berlanjut ke fase katogen. Pada fase katogen ini rambut tidak akan tumbuh dengan aktif atau bisa dikatakan pertumbuhan rambut melambat.

Pada fase katogen berlangsung selama 2-3 minggu lamanya. Pada fase ini rambut akan mengalami masa transisi menuju fase telogen.

Fase telogen adalah fase rambut mulai rontok. Pada kondisi ini, akan tumbuh rambut baru setelah 2-3 bulan.

Pada masa pertumbuhan rambut baru ini bisa dikatakan masa krusial atau penting. Karena jika pertumbuhan rambut terganggu bisa menyebabkan kebotakan.

Selain terganggunya pertumbuhan rambut, kebotakan juga bisa terjadi jika rambut tumbuh lebih banyak dari biasanya. Jika rambut tumbuh lebih banyak juga bisa menyebabkan kerontokan.

Kerontokan rambut ini tidak mengenal usia. Baik anak-anak, remaja, hingga dewasa bisa juga mengalami kerontokan rambut berlebihan hingga menyebabkan kebotakan.

Penyebab dan GejalaRambut Rontok

Ada beberapa hal yang dapat mengganggu fase pertumbuhan pada rambut. Faktor genetik juga bisa penyebab kerontokan rambut berlebihan.

Untuk penyebab-penyebab lainnya sebagai berikut:

1. Penyakit autoimun, misalnya pada alopecia areata.

2. Efek samping kemoterapi.

3. Perubahan hormon, misalnya saat persalinan atau karena polycystic ovary syndrome (PCOS).

4. Efek samping obat-obatan, seperti obat penekan sistem imun (imunosupresan), obat asam urat, dan obat tekanan darah tinggi.

Untuk mengetahui apakah kerontokan rambut Anda normal atau tidak, indikatornya adalah gejala-gejala yang ditimbulkan.

Jika rambut rontok dalam batas normal maka tidak ada gejala yang berarti selain setiap sisiran akan ada rambut yang menyangkut.

Namun, jika rambut rontok tidak normal ada gejala yang mudah untuk Anda ketahui. Yakni sebagai berikut:

1. Penipisan rambut di puncak kepala (ubun-ubun). Untuk mengetahuinya, Anda bisa meminta orang lain untuk memfoto atau Anda juga bisa menggunakan cermin.

Selain itu, dengan cara meraba-raba juga cukup efektif. Anda dapat merasakan ketebalan rambut seiring mengalami kerontokan.

2. Rambut kepala mengalami pitak. Pitak pada rambut dengan ditunjukan pada satu titik saja rambut jarang tumbuh dan tidak selebat tempat yang lain di kulit kepala.

3. Penipisan rambut yang merata di kepala. Rambut kepala mulai menipis seiring waktu dan terjadi dalam cakupan seluruh bagian kepala.

4. Rambut rontok di seluruh tubuh. Jadi tak hanya pada kulit kepala, rambut di sekujur badan juga bisa ikut rontok.

Diagnosis Rambut Rontok

Diagnosis rambut rontok diawali dengan tanya jawab terkait gejala yang dialami pasien, serta riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Juga, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada rambut dan kulit kepala.

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan menarik lembut rambut pasien untuk melihat seberapa banyak rambut yang rontok. Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Tes darah, untuk mendeteksi kondisi yang menyebabkan rambut rontok

2. Biopsi kulit kepala, untuk mendeteksi apakah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan rambut rontok

Mengatasi Rambut Rontok Berlebihan

Penanganan rambut rontok tergantung pada penyebabnya. Pada rambut rontok yang terjadi akibat perubahan hormon saat persalinan, lebatnya rambut akan kembali normal dalam kurun waktu 6−9 bulan pasca melahirkan.

Pada rambut rontok yang terkait dengan stres, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani konseling dan psikoterapi.

Sementara jika rambut rontok terjadi akibat status gizi yang kurang baik, maka dokter akan memberikan saran tambahan asupan gizi dan multivitamin.

Penanganan medis lain dapat dilakukan saat seseorang mulai merasa penampilannya terganggu akibat rambut rontok. Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi rambut rontok adalah:

1. Pemberian obat oles kulit kepala yang mengandung minoxidil.

2. Pemberian obat minum yang mengandung finasteride atau spironolactone.

3. Penggunaan sampo khusus rambut rontok

4. Cangkok atau transplantasi rambut, untuk mengatasi kebotakan akibat rambut rontok

Pencegahan Rambut Rontok

Ada pepatah yang mengatakan, "Mencegah lebih baik dari pada mengobati". Yang dapat dimaknai lebih baik menjaga kesehatan dari pada sakit dan melakukan pengobatan.

Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin mengalami kerontokan hingga berdampak botak pada rambut, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai pencegahan. Yakni sebagai berikut:

1. Jangan sering mewarnai rambut.

2. Melindungi rambut dari paparan sinar matahari secara langsung dengan memakai topi dan payung ketika cuaca terik.

3. Sisir rambut dengan benar. Usahakan jangan menyisir rambut saat kondisi masih basah. Karena rambut menjadi kusut dan jika ditarik bisa menyebabkan rontok.

4. Pilih produk perawatan rambut yang sesuai dengan jenis kulit kepala dan rambut. Serta pastikan produk yang Anda pakai sudah mendapatkan izin dan aman dari zat-zat berbahaya.

5. Konsumsi suplemen tambahan dan vitamin untuk menjaga kesehatan rambut.

6. Konsultasi dengan dokter atau ahli dalam rambut.

Ada satu hal yang menjadikan krontokan rambut tidak selalu dapat dicegah, yakni terkait dengan faktor keturunan. Akan tetapi, dengan menerapkan upaya seperti di atas dapat menjaga kesehatan rambut agar tercegah dari kerontokan.