Perkawinan anak di Kota Alen-Alen Trenggalek tampak penurunan. Hal itu mendapatkan apresiasi ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin.
Arumi melihat di beberapa daerah banyak penurunan kasus perkawinan anak signifikan. Hal itu tak lepas dari peran gotong royong semua pihak.
"Senang, karena semakin tiap tahunnya punya penurunan yang signifikan," terang Arumi saat dikonfirmasi sejumlah awak media.
Arumi menyampaikan, topografi Trenggalek yang dingin menjadi salah satu faktor keinginan menikah. Daerah dingin menurutnya bahaya.
"Trenggalek ini kabupaten yang cukup dingin, nah daerah yang cukup dingin biasanya bahaya. Kayak Malang, Tulungagung, mungkin suasananya mendukung banyak anak-anak kemudian ingin cepat menikah," tegasnya.
Menurut Arumi, kasus perkawinan anak di setiap wilayah itu memiliki faktor dorongan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat pendidikan, kultur, kepercayaan setempat, hingga ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.
"Membahas perkawinan anak, tidak hanya berhadapan dengan anak. Tapi juga melibatkan keluarga, pihak berwenang serta budaya di wilayah itu," tambah istri Emil Dardak, Wakil Gubernur Jatim itu.
Menurut Arumi, dampak perkawinan anak yaitu tidak siapnya mental dan finansial anak dalam membangun rumah tangga. Bahkan, perkawinan anak dapat membuat garis kemiskinan turun-temurun.
"Jika masih ada anggapan menikahkan anak untuk memperbaiki ekonomi keluarga, itu adalah tidak tepat. Faktanya, perkawinan anak malah membuat garis kemiskinan turun-temurun," ujarnya.