Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Angin Segar Ekonomi Trenggalek, 4 Komoditas Dominasi Ekspor

Komoditas ekspor di Trenggalek mulai menunjukkan geliat ke pasar global. Hal ini menunjukkan tren positif nilai ekspor pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal itu dipaparkan Diskomidag.Kepala Diskomidag Trenggalek, Saniran, mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil dari peningkatan kualitas dan daya saing produk-produk UMKM Trenggalek di pasar internasional."Berdasarkan rekap nilai ekspor sampai Desember 2023, nilai ekspor mencapai Rp 102.106.791.965,00," ujarnya.Dirinya menjelaskan bahwa pertumbuhan positif nilai ekspor UMKM ini didominasi oleh empat produk unggulan yaitu ester dan terpentin, fillet dori, plywood, dan minyak atsiri.Produk minyak atsiri menjadi penyumbang terbesar dengan total nilai ekspor mencapai Rp 54,7 miliar. Fillet dory menyusul dengan nilai ekspor sebesar Rp 30,7 miliar.Untuk produk ester dan terpentin, tujuan ekspor utamanya adalah Singapura, Nigeria, India, dan Malaysia dengan nilai ekspor mencapai Rp 9,7 miliar.“Untuk plywood Rp 6,9 miliar dengan tujuan ekspor Malaysia dan Brunei Darussalam,” sambungnya.Di sisi lain, pada tahun 2024 ini Diskomidag mengungkapkan bahwa terdapat beberapa komoditas lain yang diminati oleh masyarakat."Batu akik sekarang laku, kemudian ada bambu dari Kecamatan Dongko. Tepung ikan juga menjadi potensi yang dapat diekspor," terangnya.Kendati demikian, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan berapa besaran nilai ekspor dari beberapa komoditas tersebut."Kalau data pastinya kami masih melakukan survei, jadi belum bisa menyebutkan," ungkapnya.Sementara itu, meskipun ekspor produk UMKM belum menyentuh secara menyeluruh, dirinya optimis nantinya produk UMKM Trenggalek bisa bersua di pasar global.Apalagi UMKM di Trenggalek tumbuh subur. Hal ini merujuk pada data BPS 2011, jumlah pelaku UMKM di Trenggalek mencapai 143 ribu pelaku usaha.“Untuk data baru dari Kemenkop 23.282 unit usaha, dalam artian satu orang bisa memiliki lebih dari satu unit usaha untuk sektor non pertanian. Sementara itu, berdasarkan data BPS pencacahan lengkap tahap 1 tahun 2023 terdapat 179.171 unit usaha di sektor pertanian,” tandasnya.