Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Akhir Tahun 2023, Pengunjung Perpustakaan Trenggalek Masih Minus 

Minat baca di Trenggalek diklaim meningkat pada tahun 2023. Meski, data pada bulan November 2023 masih belum sesuai target yang diharapkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Akhir tahun 2023, pengunjung perpustakaan Trenggalek masih minus.

Data yang diterima penulis, Perpustakaan Trenggalek menargetkan pengunjung pada tahun 2023 sebanyak 45.300. Namun, data yang saat ini dihimpun masih kurang 300 pengunjung. 

Pustakawan ahli muda, Endah Susilowati, menerangkan target tersebut belum terhitung dari jumlah pembaca dari mobil perpustakaan keliling. Dihari aktif perpustakaan buka 8 jam, mulai 08.00 sampai 15.30 WIB. 

"Jumlah data yang masuk kami belum secara keseluruhan. Karena kami juga ada mobil keliling dan pojok baca di Alun Alun Trenggalek," terangnya. 

Untuk mencapai target pengunjung selama tahun 2023 sebanyak 45.300 tersebut, Dinas Perpustakaan membuka pintu di hari libur. Sabtu dan Minggu buka pada jam 08.00 sampai 12.00 WIB. 

Meski diklaim memiliki pengunjung yang terhitung banyak, Endah menjelaskan bahwa Dinas Perpustakaan akan tetap berusaha menggenjot minat baca masyarakat Kabupaten Trenggalek. 

"Sebenarnya minat baca masyarakat sudah tinggi, hanya saja terkadang tidak dibarengi dengan fasilitas yang memadai," tegas Endah.

Tanggung jawab menaikkan minat baca, Dinas Perpustakaan mengaku juga melakukan program. Seperti terjun ke masyarakat melakukan dongeng, pojok baca, dan pinjam pakai buku yang ada di fasilitas perpustakaan.

Sejak 2019, Dinas Perpustakaan telah menerbitkan aplikasi IPUSTAGA sebagai fasilitas bagi pembaca online. Saat ini jumlah buku yang terinput dalam aplikasi tersebut telah mencapai 716 judul buku.

Saat ini, Dinas Perpustakaan telah memiliki 17.399 judul buku dalam bentuk cetak dan berencana akan menambah lagi di tahun depan. 

Masalah anggaran menjadi alasan klasik Dinas Perpustakaan untuk mengembangkan programnya. Sehingga saat ini masih sebatas anggaran seadanya untuk menggaet dan mengembangkan minat baca. 

"Tapi untuk pelaksanaannya masih ada kendala seperti kurangnya produksi koleksi konten lokal dan juga anggaran yang terbatas," tandasnya.