Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Pemerintah Harus Cari Solusi, Petani Trenggalek Dihantui Hama Wereng

Persoalan hama wereng menjadi masalah yang belum tercerabut dari akar petani. Tak bisa dipungkiri petani Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, harus wadul (mengadu) kepada Bupati Trenggalek.

Hama wereng dan burung masih menjadi hantu bagi petani untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Oleh karena itu, peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek harus bisa cepat cari solusi. 

Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) membuka telinga saat mengawali 'Makarya Ning Desa' tahun 2023. Saat ini, petani Desa Karangrejo membutuhkan uluran penyemprotan pestisida. 

Tak hanya itu saja, kepanjangan dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia (Petani) itu, meminta irigasi air untuk mengairi tanaman di sawah miliknya. 

Purwadi, Kepala Desa (Kades) Karangrejo, menuturkan bahwa kebiasaan petani menggunakan pupuk pestisida berdampak pada pengerasan tanah. 

"Pola ini yang perlu dirubah, karena dengan pola ini tanah semakin keras. Petani perlu beralih pada pola tanam nenek moyang kita menggunakan pupuk dan pestisida organik, karena dengan ini tanahnya sehat," ucap Purwadi.

Sementara itu, Mas Ipin menegaskan ketika dirinya pertama kali turun ke desa di awal program 'Makarya Ning Desa' itu bisa langsung memotret permasalahan petani. 

"Salah satunya ini tadi di sisi pertanian, ada hama dan kita lakukan penyemprotan. Kemudian mereka membutuhkan air dan sebagainya," ucap Mas Ipin.

Mas Ipin juga melihat pelayanan-pelayanan yang lain. Jadi seluruh OPD hampir tidak ada yang di kantor. Sejumlah 40% OPD memberikan pelayanan di lapangan. 

"Kemudian setiap Jumat-nya akan kita inventaris, biasanya di coffee morning dibahas mana saja yang bisa ditangani cepat, mana yang harus menggunakan anggaran," papar Mas Ipin.

Mas Ipin mengatakan, perlu dipetakan mana yang sudah ada anggarannya dan mana yang belum dianggarkan. Hal itu akan diinventarisir sehingga struktur anggaran kita ke depan sudah benar-benar berbasis kebutuhan masyarakat karena kita langsung melakukan tinjauan di lapangan. 

"Karena daerah Karangrejo persawahan yang ada di perbukitan, jadi rata-rata belum beririgasi teknis. Kemudian hama seperti wereng, burung. Antisipasi-antisipasi yang diharapkan," imbuhnya.

Mas Ipin menambahkan, warga di Karangrejo bertani ini untuk mencukupi kebutuhan pokok makan sehari-hari. Pihaknya berharap, petani tidak memproduksi padi/beras dengan biaya yang mahal. 

"Kelas pupuk organiknya juga saya minta ke sini, mengajari petani di sini untuk bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri sehingga biaya produksinya murah. Kemudian gabah dan beras yang dihasilkan juga sehat," harap penulis buku Soekarno Menerjemahkan Al Quran, itu.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *