Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Mengenal Tawon Vespa Affinis, Si Hitam Kuning Pengancam Nyawa

Tawon vespa affinis atau tawon ndas sering ditemui di atap rumah Trenggalek. Hal itu berdasarkan laporan Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PPK) Kabupaten Trenggalek.

Tawon vespa affinis adalah spesies serangga daripada genus vespa. Dalam bahasa Jawa, tawon ini disebut sebagai tawon ndas (ndas artinya "kepala") karena sarang tawon ini terbuat dari tanah atau lumpur yang berbentuk seperti kepala.

Tawon berpita kecil adalah lebah berukuran kecil hingga sedang, dengan ukuran ratu mencapai 30 mm, jantan 26 mm, dan pekerja rata-rata 22 hingga 25 mm.

Kepala tawon ndas berwarna merah kecoklatan atau hitam, puber, dengan beberapa tanda merah di bagian depan dan atas, pelipis hitam; mata majemuk dan ocelli hitam. Antena coklat tua dan biasanya coklat pucat di bawahnya; clypeus hitam, belang-belang kasar, sisi posterior clypeus dengan lobus bulat lebar; rahang bawah dan gigi hitam.

Ada banyak varian warna di berbagai spesies, awalnya dianggap sebagai subspesies tetapi tidak dikenali lagi; sementara ada sejarah mengenali subspesies dalam banyak tawon vespa.

Revisi taksonomi terbaru dari genus memperlakukan semua nama subspesifik dalam genus vespa sebagai sinonim, secara efektif menurunkannya menjadi tidak lebih dari nama informal untuk bentuk warna daerah.

Di Hong Kong dan Cina Selatan, tawon sebagian besar berwarna hitam, dengan dua segmen perut pertama berwarna kuning tua, membentuk pita yang mencolok.

Sisi kepala dan dada menampilkan beberapa coklat kemerahan. Di wilayah Asia Tenggara seperti Singapura, mereka sepenuhnya hitam, tanpa tanda coklat kemerahan, dan pita perut berwarna jingga cerah.

Tawon ndas tersebar luas di seluruh Asia tropis dan subtropis. Tawon dapat ditemukan di Sri Lanka, Hong Kong, Taiwan, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Indonesia, Filipina (Palawan), Singapura, dan Malaysia.

Tawon ndas mencari makan dekat dengan tanah di daerah berumput, hutan, dan gurun. Biasanya ia memakan getah pohon, nektar, buah-buahan, dan air liur larva, serta makanan berprotein seperti bangkai, tawon kertas (Polistinae), dan lebah (Apidae).

Makanan tawon ndas terutama terdiri dari makanan cair seperti nektar dari bunga. Ia juga memakan lebah dan mengumpulkan daging dari serangga yang baru mati. Di Singapura, ia memangsa lalat yang tertarik dengan bangkai.

Sarang tawon ndas dibangun tinggi di pohon, tetapi juga rendah di semak-semak serta di rumah-rumah. Sarang yang dibangun di pohon tinggi umumnya memanjang. Di daerah tropis sarangnya berbentuk buah pir atau berbentuk drop, tetapi di daerah subtropis sarangnya berbentuk oval dengan bagian atas yang membulat.

Sarang kecil berbentuk bola dengan pintu masuk samping, sementara sarang yang lebih besar memanjang secara vertikal dan mungkin memiliki banyak pintu masuk. Sarang-sarangnya memiliki amplop tertutup dengan banyak lapisan kertas melingkar yang saling tumpang tindih. Panjangnya bisa mencapai lebih dari 60 cm di daerah tropis.

Tawon ndas telah menjadi terkenal di Indonesia karena perilaku agresif dan sengatannya yang kuat, yang berpotensi menyebabkan anafilaksis yang mengancam jiwa. Pada 2018, dilaporkan tujuh orang meninggal akibat sengatan tawon ndas.

Dengan mengenal tawon vespa affinis atau tawon ndas, kita perlu waspada akan keberadaannya. Jika kita mengetahui keberadaannya, bisa segera lapor ke Pemadam Kebakaran setempat. Tentunya, supaya kita tidak menjadi korban atas keganasan hewan berwarna hitam kuning ini.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *