Waspada Lonjakan Covid-19 Saat Libur Nataru, Gubernur Jawa Timur Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas
Kabar Trenggalek - Lonjakan kasus Covid-19 pernah terjadi pada saat Natal dan Tahun baru (Nataru) tahun 2020 lalu. Oleh karena itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengingatkan masyarakat untuk mengurangi mobilitas saat libur Nataru 2021, Rabu (23/12/2021)."Natal dan tahun baru ini, saya harap masyarakat bisa mengelola waktu, mengurangi mobilitas. Kita berkaca pada tahun dulu lonjakan kasus Covid-19 terjadi usai liburan," jelas Khofifah kepada awak media.Khofifah pun mengingatkan lonjakan-lonjakan kasus yang terjadi. Seperti saat libur Idul Fitri 2021, masyarakat diminta tidak mudik tetapi masih ada yang nekat. Akibatnya terjadi lonjakan kasus.Baca juga: Cerita Tarya Ningsih, Sosok Ibu Satu Anak dan Ibu Para Penyandang Disabilitas Trenggalek"Libur waktu itu ada libur Idul Fitri yang sebetulnya tidak boleh mudik. Tapi tidak mudah untuk melarang tidak mudik. Penyekatan dilakukan tapi gerakan mudik tetap berjalan. Meskipun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya, tapi 14 hari setelah itu ada lonjakan kasus," jelasnya.Lanjut Khofifah, pada Nataru tahun 2020 lalu juga terjadi lonjakan kasus. Sebab masih ada keluarga yang menghabiskan waktu untuk bepergian dan saat itu belum ada vaksin."Nataru tahun lalu belum ada vaksin, namun euforia masyarakat untuk liburan tinggi, jadi di sini ada lonjakan kasus," ujar Khofifah.Baca juga: Menelusuri Masalah Pendataan Warga Penerima Bansos Covid-19 di TrenggalekKhofifah menyampaikan, Covid-19 varian Delta masuk pada Juni, lalu terdapat lonjakan besar pada Juli 2021. Bagi Khofifah, lonjakan kasus varian Delta tersebut perlu dijadikan pengalaman bagi seluruh masyarakat."Beratnya ngantre di UGD [Unit Gawat Darurat], nakes luar biasa berjuang, pernah mengalami kekurangan oksigen, dan seterusnya. Semoga menjadi pembelajaran yang baik bagi seluruh masyarakat," terang Khofifah."Tidak hanya Jatim, karena mobilitas masyarakat ini dari berbagai daerah, provinsi, bahkan luar negeri, meski tidak lewat Juanda tapi kan mobilitas dan interaksi itu luar biasa," tambahnya.Khofifah memohon kepada siapa saja dan di mana saja, untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Meski wisata di beberapa wilayah dibuka, Khofifah mengimbau masyarakat tetap menjaga prokes."Mengurangi mobilitas. Misalnya area wisata harus diperketat dengan aplikasi PeduliLindungi," pungkasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *