KBRT - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Trenggalek mengalami kenaikan drastis pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek mencatat, jumlah kasus DBD meningkat lebih dari tiga kali lipat, dari 129 kasus pada 2023 menjadi 948 kasus pada 2024.
Kepala Dinkes Trenggalek, Sunarto, menyebutkan bahwa kenaikan ini merupakan bagian dari siklus lima tahunan yang berulang.
“Siklus lima tahunan ini berulang di tahun 2024. Sebelumnya DBD juga melonjak pada tahun 2019,” terang Sunarto, Senin (06/01/2025).
Dari total kasus tahun lalu, terdapat satu korban jiwa. Kelompok usia paling rentan terkena DBD adalah 15–44 tahun dengan total 49,05 persen. Disusul kelompok usia 5–14 tahun sebesar 29,64 persen. Kasus pada bayi di bawah satu tahun tercatat sebesar 1,48 persen, usia 1–4 tahun sebanyak 3,27 persen, dan kelompok usia di atas 44 tahun mencapai 16,56 persen.
Sementara itu, Sunarto juga menjelaskan bahwa kasus tertinggi demam berdarah berada di Kecamatan Karangan.
"Puskesmas Karangan menjadi daerah dengan laporan kasus tertinggi di Trenggalek tentang DBD," ujarnya.
Untuk mengatasi lonjakan ini, Sunarto mengatakan pihaknya telah mengambil berbagai langkah antisipatif, termasuk edaran himbauan, pemeriksaan jentik nyamuk, dan sosialisasi hingga ke tingkat masyarakat bawah.
“Metode 3M mencakup menguras penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, serta memanfaatkan barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Tri