Pasangan petahana Mochamad Nur Arifin dan Syah Muhammad Natanegara dipastikan maju dalam Pilkada Trenggalek 2024. Hal ini terjadi setelah pasangan tersebut berhasil mengantongi seluruh rekomendasi dari partai politik, Selasa (27/08/2024).
Mochamad Nur Arifin, yang akrab disapa Mas Ipin, mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima rekomendasi sekaligus formulir B1-KWK dari enam partai politik, yaitu Partai Gerindra, PDIP, Partai Hanura, PKS, PAN, dan Partai Golkar.
“Partai Golkar kemungkinan akan mengambil keputusan malam ini (26/08/2024) melalui Mas Syah. Jadi, yang belum adalah PKB dan Partai Demokrat, kita tunggu saja,” ujar Mas Ipin.
Mas Ipin menjelaskan bahwa komunikasi politik dengan kedua partai tersebut masih berjalan dengan baik. Bahkan, ia mengaku telah menerima undangan untuk bertemu dengan DPP partai terkait.
“Kami dihubungi dan diminta datang, ya kami menghadap,” jelasnya.
Namun, Mas Ipin enggan berspekulasi apakah rekomendasi tersebut benar-benar akan diberikan kepada pasangan Arifin-Syah atau tidak. Sebab, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja mengubah peta politik dan rekomendasi.
Sebelumnya, Ketua Desk Pilkada DPC PKB Trenggalek, M. Hadi, juga memastikan bahwa rekomendasi partainya akan jatuh kepada pasangan petahana Arifin-Syah.
“Rekomendasinya untuk Pak Ipin (Arifin) dan Syah,” ujar M. Hadi.
Secara terpisah, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, juga memastikan bahwa partainya memberikan rekomendasi kepada petahana.
“Rekomendasi untuk Trenggalek diberikan kepada Mas Ipin (Arifin)-Syah. Keputusan ini sudah final, dan pemberian rekomendasi sedang berlangsung di Jakarta,” kata Emil saat dikonfirmasi, Senin (26/08/2024).
Emil menjelaskan bahwa proses pemberian rekomendasi ini melalui perjalanan politik yang panjang, termasuk mempertimbangkan rekam jejak dan elektabilitas masing-masing kandidat.
“Selama ini, kami melihat pembangunan di Trenggalek di bawah kepemimpinan Mas Ipin dan Mas Syah berjalan dengan sangat baik. Oleh karena itu, mereka layak untuk kembali memimpin Trenggalek lima tahun ke depan,” ujarnya.
Terkait potensi munculnya calon tunggal dalam Pilkada Trenggalek, Emil menegaskan bahwa penentuan rekomendasi tidak hanya didasarkan pada kekuatan politik, tetapi juga keberlanjutan pembangunan.
“Kami tidak melihat ini dari perspektif calon tunggal atau persaingan semata, melainkan lebih kepada upaya untuk meneruskan pembangunan yang telah dimulai. Sebab, dalam dua pilkada terakhir, mulai dari Emil-Ipin hingga Ipin-Syah, Partai Demokrat selalu menjadi bagian dari koalisi tersebut,” tandasnya.