Demi menjadikan Trenggalek sebagai kabupaten yang cerdas digital, Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (RTIK) Kabupaten Trenggalek kembali diaktifkan.
Sebelumnya, Relawan TIK Trenggalek telah dinyatakan vakum oleh Pengurus Wilayah RTIK Jawa Timur. Oleh karena itu, perlu adanya reorganisasi agar RTIK Kabupaten Trenggalek kembali aktif.
Berdasarkan arahan pengurus Wilayah Jawa Timur, RTIK Kabupaten Trenggalek dengan mengundang masyarakat yang ingin ikut bergabung mengadakan pertemuan untuk reorganisasi di Warung Santri Desa Kamulan Kecamatan Durenan pada hari Jum'at 16 Februari 2023.
Dalam pertemuan tersebut, turut dihadiri Ketua RTIK Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, dan Ketua RTIK Kabupaten Tulungagung, Ahmad Subaweh. Sebagaimana peraturan dalam AD/ART, reorganisasi RTIK kabupaten harus disaksikan oleh pengurus RTIK kabupaten lain.
Dalam sambutannya, Novianto mengungkapkan jika RTIK di Indonesia adalah sebagai wadah relawan atau aktivis yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bentuk pergerakan dari RTIK, lanjut Novianto, adalah membantu pemerintah dalam mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang dunia teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam pergerakan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, Novianto menjelaskan jika pergerakannya cukup menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
"Ada yang fokus di dunia pendidikan, digital parenting, internet sehat. [Melakukan edukasi] kepada guru, kepada siswa, kepada orang tua," ujar Novianto.
Selain itu, Novianto berharap kepada anggota RTIK untuk tidak terfokus kepada proyek-proyek. Melainkan pergerakan di RTIK murni berdasarkan hati nurani.
[caption id="attachment_30054" align=alignnone width=1280] Suasana rapat reorganisasi Relawan TIK Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Tidak menampik jika RTIK memungkinkan bisa mendapatkan proyek dari pemerintah, namun Novianto menegaskan jika hal itu bukan fokus utama dari RTIK.
Ahmad Subaweh, selaku ketua RTIK Tulungagung, sampai kini masih aktif memberikan saran kepada RTIK Trenggalek agar tidak kembali vakum. Ahmad menekankan tentang pentingnya komunikasi di dalam organisasi.
"Sebenarnya kenapa kok bisa vakum, karena [salah satu penyebab] kurangnya komunikasi yang aktif dari pengurus. Jadi walaupun istilahnya ada satu orang yang siap di situ asalkan komunikasi, mereka insyaallah bisa berjalan dengan lancar," ujar Ahmad.
Trigus Dodik Susilo Dipilih sebagai Ketua RTIK Kabupaten Trenggalek
Setelah memberikan sambutan, forum tersebut dilanjutkan untuk memilih Ketua RTIK Kabupaten Trenggalek yang baru.
Pemilihan dilakukan lewat voting, dimana setiap orang yang hadir dalam forum tersebut menuliskan nama orang yang dikehendaki menjadi ketua. Namun, sebelum melakukan voting, setiap orang yang hadir diperkenankan untuk memperkenalkan dirinya sendiri.
Dari hasil voting tersebut, mayoritas suara sepakat jika Trigus Dodik Susilo dikukuhkan menjadi ketua RTIK Kabupaten Trenggalek. Trigus dipilih karena sudah memiliki sepak terjang yang mumpuni dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi. Terutama, ia ahli dalam bidang web developer.
Senada dengan Novianto, Trigus mengungkapkan jika menjadi relawan TIK ini adalah panggilan hati. Karena pergerakan relawan TIK tidak bisa menggantungkan dari proyek-proyek pemerintah.
"Ya, seperti halnya relawan-relawan yang lain, ini adalah keterpanggilan hati cuma segmentasinya adalah berkaitan dengan teknologi. Jadi orang-orang yang memiliki kepiawaian terhadap teknologi informasi yang kemudian memiliki jiwa kerelawanan yang ingin berbagi kepada orang lain. Maka, itulah peran relawan TIK," ujar Trigus.
Sebelumnya, Trigus belum pernah tergabung dalam relawan TIK jadi tidak mengetahui detail yang menyebabkan RTIK Trenggalek vakum. Akan tetapi, dia mempunyai visi untuk memajukan kemampuan dibidang TIK masyarakat Trenggalek.
Namun sebelum turut serta dalam mencerdaskan masyarakat, Trigus menekankan jika relawan TIK harus mengedukasi dirinya sendiri.
Trigus mengungkapkan, jika penyusunan dan arah pergerakan RTIK Trenggalek ditentukan dengan musyawarah yang dihadiri seluruh anggota. Sehingga dengan begitu komunikasi antar anggota bisa terjaga.
Ayah dari tiga anak tersebut juga berharap, supaya generasi muda di Trenggalek itu bisa melek digital. Sehingga tidak menjadi objek dalam perkembangan teknologi, melainkan bisa menjadi subjek.
"Jadi, harapan saya [kepada] anak muda supaya bisa urun rembug, bisa berpartisipasi dalam [perkembangan] teknologi itu sendiri. Jadi, tidak sekedar sebagai konsumen saja," harap Trigus