Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Ribuan Nelayan Prigi Gelar Larung Sembonyo, Ungkap Syukur dan Doa untuk Laut

  • 18 May 2025 16:40 WIB
  • Google News

    KBRT - Ribuan nelayan di Perairan Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, menggelar tradisi tahunan Larung Sembonyo, Minggu (18/05/2025), sebagai wujud syukur atas hasil laut yang melimpah sekaligus memohon keselamatan.

    Tradisi ini ditandai dengan pelarungan tumpeng raksasa dan aneka sesajen ke tengah laut, sebagai simbol penghormatan kepada alam dan permohonan berkah untuk hasil tangkapan yang lebih baik.

    Rangkaian acara dimulai sejak Jumat (16/05/2025) dan berlangsung selama tiga hari tiga malam. Puncaknya digelar Minggu pagi dengan kirab tumpeng setinggi tiga meter dari depan Kantor Kecamatan Watulimo menuju Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi sejauh 2,5 kilometer.

    “Acara tahun ini tiga hari tiga malam, puncaknya ya hari ini larung sembonyo, karnaval, dan nanti malam ada pagelaran wayang kulit,” terang Juli, panitia Larung Sembonyo 2025.

    Setibanya di pelabuhan, tumpeng atau buceng dan sesajen didoakan bersama oleh para tokoh masyarakat dan nelayan, lalu diarak ke dermaga dan dibawa ke tengah laut menggunakan kapal motor. Proses pelarungan ini dikawal sekitar 20 kapal hias, sementara dua kapal utama menarik tumpeng sejauh dua mil dari garis pantai.

    “Kalau yang mengarak ke tengah laut itu ada sekitar 20 kapal yang dihias. Sebenarnya banyak kapal nelayan yang ingin ikut mengarak, cuma demi kondusifitas maka jumlahnya dibatasi,” jelas Juli.

    Menurutnya, setiap kapal diisi puluhan warga yang antusias mengikuti prosesi hingga ke tengah laut.

    “Setiap kapal yang mengarak itu diisi penuh oleh masyarakat yang ingin melihat,” tambahnya.

    Tumpeng dalam Larung Sembonyo tahun ini disertai lima lodho dan satu kepala kambing sebagai bagian dari sesajen yang dilarung. Acara ini sepenuhnya diselenggarakan oleh masyarakat nelayan dengan dukungan dari sponsor lokal.

    “Ini merupakan acaranya nelayan, untuk biaya juga dari nelayan dan sponsor,” tegas Juli.

    Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Sunyoto, menyampaikan apresiasi terhadap kemandirian masyarakat dalam melestarikan tradisi ini.

    “Larung Sembonyo adalah wujud rasa syukur para nelayan Prigi atas limpahan karunia dari Allah SWT pada tahun sebelumnya, sekaligus permohonan agar panen ikan tahun ini lebih melimpah,” ujarnya.

    Sunyoto menyebutkan bahwa dukungan pemerintah tahun ini lebih terbatas, namun semangat masyarakat tetap tinggi untuk melestarikan budaya lokal.

    “Harapannya, tradisi ini tidak hanya lestari, tetapi juga bisa dikembangkan agar memberikan dampak ekonomi, khususnya bagi masyarakat Watulimo,” imbuhnya.

    Namun, Juli menyebut cuaca menjadi kendala dalam pelaksanaan tahun ini.

    “Kendalanya cuaca saat ini tidak mendukung, sedikit hujan. Padahal tahun-tahun sebelumnya itu cuaca selalu cerah,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz