Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Wisata Goa Terbesar Asia di Trenggalek Terabaikan, Ini Keluhan Warga dan Pedagang

Penulis: Fashihatul Malikah Mahasiswa UIN SATU - Magang

  • 22 Jul 2025 11:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Goa Lowo, salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Trenggalek, kini mengalami penurunan pengunjung secara drastis. Dikenal sebagai goa terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara, eksistensi Goa Lowo mulai meredup sejak pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS).

    “Dulu kan sebelum dibangun JLS, wisatawan lewatnya jalur yang lama, melewati Goa Lowo. Jadi, wisatawan yang mau ke pantai bisa mampir dulu ke sini. Nah, sejak JLS dibangun, jalurnya jadi pindah ke sana dan tidak lewat Goa Lowo lagi,” ujar Suprapto, Koordinator Obyek Wisata Goa Lowo.

    Ia menjelaskan bahwa perubahan rute perjalanan membuat wisatawan lebih memilih jalur JLS karena menawarkan jalanan luas dan pemandangan yang indah.

    “Ya mungkin karena JLS itu kan punya jalanan yang luas dan pemandangan lebih bagus, jadi wisatawan lebih memilih lewat sana,” katanya.

    Kondisi ini berdampak langsung pada pengunjung dan pelaku ekonomi di sekitar Goa Lowo. Pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung, ditambah lagi dengan kerusakan prasarana yang membuat wisatawan enggan datang.

    “Kan di sini itu banyak yang rusak, kaya toilet, enggak ada air sama sekali, kotor, dan gentengnya bocor. Ya mungkin wisatawan kalau mau ke sini mikir-mikir, karena toilet itu kan dibutuhkan banget, tapi malah enggak ada dan rusak parah,” kata Samilah, salah satu pedagang di kawasan wisata Goa Lowo.

    Ia juga menyebut kolam di depan area wisata yang dahulu berisi air dan ikan kini dibiarkan kering.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Samilah berharap pemerintah segera memperbaiki prasarana yang rusak agar wisatawan kembali tertarik mengunjungi Goa Lowo.

    “Ya harusnya prasarana yang rusak itu segera diperbaiki. Apa yang sudah ada itu dirawat lagi, supaya pengunjung banyak yang minat datang ke sini,” ujarnya.

    Akibat kondisi ini, para pedagang mengalami kerugian. Makanan tak laku dan banyak yang terbuang, sementara kewajiban pajak tetap harus dibayar.

    Samilah mengaku penurunan penjualan sangat drastis. Jika dibandingkan masa keemasan Goa Lowo pada tahun 2010 yang bisa mencapai 45.000 pengunjung, kini hanya sekitar 60 orang setiap minggu, atau sekitar 2.000 hingga 3.000 orang per tahun.

    Para pelaku usaha berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, mengingat Goa Lowo pernah dinobatkan sebagai goa terbesar dan terpanjang di Asia. Potensi tersebut dinilai layak untuk kembali diangkat agar dikenal lebih luas hingga ke mancanegara.

    Harga tiket masuk ke Goa Lowo tergolong terjangkau. Untuk dewasa dikenakan tarif Rp10.000, anak-anak Rp8.000. Sementara biaya parkir untuk kendaraan roda dua Rp2.000, roda empat Rp5.000, dan bus Rp20.000.

    Kabar Trenggalek - Wisata

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    BPR Jwalita