KBRT - Razer menghadirkan headset gaming terbaru, BlackShark V3 Pro yang dirancang untuk kebutuhan esports kompetitif. Tersedia dalam versi khusus untuk PC, PlayStation, dan Xbox, seri ini menawarkan audio nirkabel ultra-rendah latensi dan komunikasi suara sejernih kristal.
BlackShark V3 Pro menjadi penerus dari generasi sebelumnya yang telah diandalkan oleh banyak pemain profesional. Menurut Jeffrey Chau, Global Esports Director di Razer, seri terbaru ini lahir dari umpan balik langsung para pemain kompetitif.
Razer menghadirkan headset yang tidak hanya nyaman, tapi juga dapat menjawab kebutuhan detail audio dalam permainan yang tergolong pace tinggi dari arah langkah kaki hingga perubahan posisi musuh.
Kehadiran teknologi mutakhir dalam produk gaming sering kali menimbulkan pertanyaan. Razer mengklaim bahwa BlackShark V3 Pro adalah headset nirkabel pertama yang menggunakan teknologi HyperSpeed Wireless Gen-2, dengan latensi hanya 10 milidetik, dan juga diklaim lebih cepat 33% dibanding headset kompetitor yang ada di pasar. Teknologi ini diharapkan mampu memberikan keunggulan di momen-momen krusial permainan, terutama dalam genre FPS yang menuntut reaksi cepat.
Headset BlackShark V3 Pro juga dibekali mikrofon HyperClear Full Band berukuran 12 mm yang dapat dilepas, menawarkan kualitas tangkapan suara kelas studio dengan sampling rate 48 kHz. Dengan pola penangkapan suara satu arah, komunikasi antar tim dipastikan tetap jernih, bahkan di tengah suasana permainan yang ramai. Bagi pemain profesional, ini menjadi fitur krusial untuk memastikan koordinasi tetap presisi.
Razer untuk pertama kalinya menyematkan Hybrid Active Noise Cancellation (ANC) pada seri BlackShark. Dengan sistem empat mikrofon, fitur ini secara cerdas memblokir suara luar, dipadukan dengan bantalan memory foam dan desain tertutup. Bagi pemain yang menginginkan fokus penuh tanpa gangguan lingkungan, kombinasi ini jadi nilai jual utama.
BlackShark V3 Pro hadir dalam versi khusus untuk PC, PlayStation, dan Xbox, masing-masing dengan penyesuaian fitur audio. Untuk pengguna PC, headset ini mendukung THX Spatial Audio 7.1.4, menambahkan empat speaker virtual di atas kepala untuk menciptakan dimensi suara vertikal. Sementara versi PlayStation kompatibel dengan Tempest 3D Audio, dan versi Xbox mendukung Windows Sonic.
Selain itu, headset ini menawarkan empat mode konektivitas yaitu 2.4 GHz wireless, Bluetooth, USB-A, dan jack 3.5 mm. Pengguna juga bisa mengaktifkan koneksi simultan antara HyperSpeed Wireless dan Bluetooth, misalnya, untuk bermain sambil menerima panggilan atau voice chat dari ponsel. Fitur ini memperlihatkan bahwa Razer berusaha mengakomodasi gaya bermain yang fleksibel.
Bagi pengguna yang tidak memerlukan semua fitur flagship, Razer juga menghadirkan dua model tambahan: BlackShark V3 dan BlackShark V3 X HyperSpeed. Versi V3 membawa driver TriForce Gen-2 dan mikrofon Superwide Band, sementara versi X ditujukan sebagai opsi entry-level dengan fitur standar namun tetap mendukung wireless HyperSpeed. Semua varian tetap kompatibel lintas platform.
Razer BlackShark V3 Pro menegaskan arah perusahaan dalam menyasar pasar kompetitif secara serius, dengan menghadirkan produk berbasis kebutuhan nyata pemain profesional. Dari teknologi audio latensi rendah, sistem peredam bising aktif, hingga fleksibilitas konektivitas, semuanya dirancang untuk menjawab tantangan permainan di level tertinggi.
Namun bagi sebagian gamer kasual, nilai tambah ini mungkin belum terasa relevan. Performa audio yang impresif bisa saja menjadi berlebihan jika tidak digunakan dalam konteks yang tepat. Artinya, keberhasilan Razer dalam seri ini akan bergantung pada sejauh mana produk ini bisa menjangkau berbagai segmen gamer.
Kabar Trenggalek - Teknologi
Editor:Zamz