KBRT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek meningkatkan kesiapsiagaan setelah BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir di Jawa Timur, termasuk wilayah Trenggalek.
"Prakiraan BMKG sampai tanggal 9 Desember dimungkinkan masih ada peningkatan hujan, baik hujan sedang hingga lebat disertai petir," ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono.
Ia menjelaskan bahwa kondisi itu dapat memicu berbagai ancaman hidrometeorologi seperti banjir, banjir luapan, tanah longsor, cuaca ekstrem maupun pohon tumbang.
“Makanya yang perlu kita antisipasi adalah banjir, banjir luapan, tanah longsor, cuaca ekstrem, bahkan sampai pohon tumbang,” katanya.
Untuk mengurangi risiko, BPBD bersama sejumlah instansi melakukan perampingan pohon serta pembersihan ranting yang berpotensi membahayakan. Penanganan di sejumlah titik rawan longsor juga telah disiapkan.
Selain langkah daerah, BPBD Jawa Timur memberikan dukungan pemasangan sistem peringatan dini (EWS) longsor di Dusun Kajar, Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo.
“Insyaallah besok Sabtu, tanggal 6 Desember, kalau tidak ada kendala akan segera dipasang EWS,” ucap Triadi. EWS serupa sebelumnya telah terpasang di Desa Depok Bendungan serta Timahan, Kecamatan Kampak.
Triadi juga meminta masyarakat pesisir selatan berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi di Samudra Hindia. Nelayan diimbau rutin memperbarui informasi dari BMKG.
Ia mengatakan para nelayan telah mendapatkan edukasi melalui Sekolah Lapang Cuaca, sedangkan di Panggul digelar Sekolah Lapang Gempa Bumi.
“Ilmu-ilmu itu untuk melatih kesiapsiagaan kita kalau sewaktu terjadi, kita bisa memitigasi atau mengurangi risiko bencana,” tuturnya.
Untuk tingkat desa hingga perkotaan, BPBD mengerahkan 107 tim reaksi cepat serta forum pengurangan risiko bencana. Tagana dan relawan turut diperbantukan dalam meningkatkan kesiapsiagaan.
Triadi menyebut desa-desa tangguh bencana telah memiliki peta kerawanan hingga tingkat RT dan RW, lengkap dengan nomor darurat.
“Jika di salah satu desa keseringannya terjadi apa?, bagaimana cara kita mengantisipasi kerawanan mulai dari RT, RW dan sebagainya,” jelasnya.
Ia menambahkan, BPBD membuka pos antisipasi di 20 desa yang berada di Kecamatan Dongko, Panggul, dan Munjungan. Meski belum seluruhnya berstatus desa tangguh bencana, wilayah dengan frekuensi kejadian lebih tinggi diprioritaskan.
"Jadi sudah ada desa tangguh bencana, meskipun belum menyeluruh semuanya, tapi telah ada prioritas desa-desa yang sering terjadi bencana," katanya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor: Zamz















