Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

PKPLH Trenggalek Kekurangan Personel, Perawatan Taman dan Fasilitas Publik Tersendat

  • 13 Jun 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek menghadapi kesulitan dalam merawat dan mengelola lingkungan karena minimnya jumlah petugas lapangan. 

    Saat ini, hanya terdapat 28 personel di bidang Tata Lingkungan, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, dan Peningkatan Kapasitas (TTP), jumlah yang dinilai tidak mencukupi untuk menjangkau seluruh wilayah kabupaten.

    Kepala Bidang TTP PKPLH Trenggalek, Siti Chusniyati, menyampaikan hal tersebut saat ditemui di kantornya, Selasa (10/06/2025). Ia mengatakan bahwa para personel tersebut menangani beragam tugas, mulai dari pemeliharaan taman, pemangkasan pohon menggunakan crane, hingga pembersihan jalan dan fasilitas umum di kawasan kota.

    “Petugas lapangan dalam bidang ini cuma ada 28 personel yang mengisi pertamanan, dan yang pangkas-pangkas menggunakan crane,” ujar Siti.

    Menurutnya, meski beban kerja terus bertambah, kekurangan tenaga menyebabkan wilayah yang jauh dari pusat kota sering kali luput dari penanganan. Ia mencontohkan kegiatan perawatan tanaman jalan yang tidak pernah selesai karena keterbatasan waktu dan personel.

    “Tiap hari selalu ada kegiatan di lokasi berbeda. Seperti pengelolaan tanaman jalan dari depan Stadion sampai Bank Jatim. Kalau petugas motong dari selatan, baru sampai utara, tanaman di selatan sudah harus dipotong lagi,” jelasnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Siti menjelaskan bahwa ia tidak dapat menambah personel secara langsung karena adanya larangan pengangkatan tenaga honorer oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek sejak beberapa tahun terakhir. Padahal, penambahan tenaga sangat dibutuhkan untuk memperlancar tugas di lapangan.

    Ia juga menyampaikan bahwa keterbatasan anggaran menjadi hambatan lain. Banyak rencana pengelolaan lingkungan yang belum dapat dilaksanakan karena minimnya dana operasional. Oleh karena itu, ia berharap ada penambahan insentif dan dukungan anggaran dari pemerintah daerah agar pelaksanaan tugas di lapangan dapat lebih optimal.

    “Saya kalau mau ditambahi personel ya mau, selain itu sarana dan prasarana yang tersedia juga masih kurang. Seperti di bidang kebersihan, personel penyapu jalannya juga kurang,” tandasnya.

    Siti turut menyoroti menurunnya semangat gotong royong di masyarakat. Ia mengenang masa mudanya ketika kegiatan kerja bakti rutin dilakukan, mulai dari membersihkan jalan hingga membuat saluran irigasi bersama-sama warga.

    Sebagai solusi jangka pendek, Siti mengusulkan penggunaan sistem outsourcing untuk merekrut petugas melalui pihak ketiga. Ia mencontohkan penerapan metode tersebut pada petugas kebersihan di Pasar Pon, yang dinilai cukup efektif dalam mengisi kekosongan tenaga kerja.

    “Seperti perawatan fasilitas dekat Bendungan Tugu, itu hanya bisa dilakukan jarang-jarang karena operasionalnya berat,” tutupnya.

    Kabar Trenggalek - Lingkungan

    Editor:Zamz