KBRT - Saat ini, di Trenggalek sedang memasuki musim durian. Selain petani dan pedagang durian yang mendapatkan rezeki dari buah durian, ada juga peran para penebas durian yang mengais rezeki dari musim ini. Namun, pada musim durian tahun ini, mayoritas penebas mengalami keuntungan yang minim.
Seperti Waidi, warga Desa Sawahan yang berprofesi sebagai pekebun. Setiap musim durian, ia beralih profesi menjadi penebas buah durian. Waidi telah menjalani profesi ini sejak tahun 1968. Sebagai penebas, ia menjelaskan bahwa profesi ini membutuhkan modal serta keberanian karena memiliki risiko yang cukup tinggi, baik dari segi kerugian maupun keselamatan.
"Saat ini durian itu tidak terlalu ada, Mas, tapi kalau untuk harga ya rendah sekali," ujar Waidi, penebas durian asal Desa Sawahan, Watulimo.
Menurut Waidi, faktor hama durian seperti tupai dan cuaca yang tidak menentu menyebabkan harga durian turun. Dalam menebas, Waidi menggunakan sistem perhitungan jumlah buah durian yang ada di atas pohon. Setiap buah durian dihargai Rp10 ribu. Dibandingkan dengan musim durian tahun-tahun sebelumnya, ia mengatakan bahwa keuntungan yang diperolehnya tahun ini sangat minim.
"Durian saat ini harganya rendah, Mas, dikarenakan ya hama durian seperti dilubangi tupai atau yang tidak diikat itu langsung jatuh ke tanah. Kan buah durian itu bisa pecah. Kalau buah itu dilubangi tupai, buahnya pecah sedikit karena jatuh ke tanah, atau buah terdapat urengen, itu sudah masuk kategori BS, Mas. Harga BS itu ya cuma Rp5 ribu ke pengepul, sedangkan saya belinya saja Rp10 ribu," terangnya.
Pada musim durian tahun ini, Waidi menebas sekitar 40 pohon durian milik beberapa orang di berbagai tempat sekitar Watulimo. Dalam sehari, ia dapat memanen sekitar 100 buah durian. Musim durian kali ini, ia sudah menebas selama 1,5 bulan, bekerja setiap hari mulai pagi buta hingga sore hari.
Hasil tebasan durian Waidi biasanya dijual langsung ke pengepul. Perlu diketahui, penebas durian membeli buah durian dari pemilik pohon saat sekali panen. Bagi pemilik pohon yang tidak sanggup memanen sendiri, mereka biasanya menjual duriannya sejak masih di atas pohon kepada penebas. Setelah dibeli, penebas memanen buah durian tersebut untuk dijual kepada pedagang atau pengepul. Biasanya, penebas memanen sendiri atau menyewa orang untuk membantu proses panen.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz