KBRT – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, permintaan tusuk sate di rumah produksi milik Herno Nurmanto (40), warga Dusun Oro-oro Ombo, Desa Pogalan, Kabupaten Trenggalek, meningkat signifikan hingga 50 persen. Dalam sepekan terakhir, Herno mampu memproduksi dan memasarkan hingga 5 ton tusuk sate.
“Produksi naik 30–50 persen. Kalau hari biasa rata-rata sekitar 2 ton lebih, dalam sebulan terakhir ini bisa dua kali lipat hingga 5 ton setiap minggunya,” ujar Herno saat ditemui di rumah produksinya.
Ia menyampaikan, lonjakan permintaan tusuk sate biasanya terjadi sebulan menjelang Iduladha. Untuk mengimbangi permintaan yang melonjak, Herno harus meminta tambahan stok dari produsen lain di Trenggalek, salah satunya di daerah Dongko, karena kapasitas produksi miliknya belum mencukupi.
“Kapasitas produksi saya belum bisa memenuhi permintaan, karena satu-satunya oven saya hanya dapat menampung 1 ton tusuk sate, dan sekali oven biasanya sampai 18 jam,” jelasnya.
Herno menambahkan, konsumen tusuk satenya mayoritas berasal dari luar daerah, terutama Jawa Tengah seperti Solo. Ia menjual tusuk sate seharga Rp15.000 per kilogram, namun untuk pembelian grosir biasanya diberikan potongan harga.

Usaha tusuk sate ini ia mulai sejak tahun 2012, berawal dari jasa poles bambu menggunakan satu mesin buatan sendiri. Seiring waktu, Herno merakit berbagai mesin tambahan hingga kini bisa memproduksi tusuk sate sendiri.
“Saat itu yang buat tusuk sate adalah tetangga. Saya hanya menghaluskan bambu dan dapat ongkos Rp500 untuk setiap satu kilogram tusuk sate,” kenangnya.
Dalam proses produksi, satu batang bambu harus melalui sedikitnya enam mesin sebelum bisa dikemas. Sebagian besar mesin di rumah produksinya merupakan rakitannya sendiri, dan sebagian ia dapatkan dari luar kota.
Saat ini, Herno dibantu lima karyawan dari kerabat dan warga sekitar dalam proses produksi, serta empat anggota keluarganya untuk pengemasan. Meski permintaan meningkat, ia belum berencana untuk mengembangkan usaha lain di luar tusuk sate.
“Kedepannya masih mau fokus bikin tusuk sate dulu, soalnya ini saja saya masih kewalahan. Kalau tambah usaha lain pasti keteteran,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz