Kakeibo merupakan metode yang biasa digunakan orang Jepang untuk mengatur keuangan dengan baik. Dalam bahasa Jepang, Kakeibo memiliki arti buku rekening rumah tangga.
Kakeibo ditemukan jurnalis wanita Jepang bernama Hani Makoto. Metode ini lahir pada tahun 1908. Dipublikasikan dalam sebuah majalah dengan segmen ibu rumah tangga: Fujin No Tomo.
Tidak hanya untuk ibu rumah tangga, Kakeibo juga bisa diterapkan wanita yang sibuk karena memiliki kebiasaan membeli makanan setelah pulang kerja di sore hari, sehingga lebih banyak uang yang dikeluarkan tanpa sadar.
Metode Kakeibo tak membuat seseorang menjadi pelit dan hanya makan nasi putih. Tapi mengerem pengeluaran, memanfaatkan diskon dan kompromi.
Dalam buku Kakeibo karya AE Zen, ada 5 tahapan Kakeibo mengatur uang yang dijelaskan sebagai berikut:
- Membuat Catatan Pemasukan
Catat semua pendapatan yang masuk setiap bulannya, mulai dari gaji, bonus, freelance, keuntungan dan sebagainya. Dengan begitu, akan diketahui jumlah pendapatan yang dihasilkan selama setiap bulannya.
Jika karyawan tetap, gaji bisa diketahui melalui slip, namun jika wirausaha, pekerja serabutan, tentu rincian keuangan akan sangat berguna. Metode Kakeibo ini mengharuskan mencatat keuangan secara mendetail termasuk pemasukan.
Mengetahui jumlah penghasilan setiap bulan maka akan bisa menilai apakah penghasilan yang selama ini didapat sudah bisa digunakan untuk hidup layak atau belum.
2. Membuat Catatan Pengeluaran
Semua pengeluaran harus dicatat secara rinci dari pengeluaran paling kecil hingga besar, seperti bayar parkir, belanja dan cicilan bank. Pada dasarnya, pengeluaran dibagi menjadi empat kategori, yaitu: survival, ekstra, optional dan culture.
Survival merupakan pengeluaran yang dilakukan rutin setiap bulan seperti tagihan listrik, asuransi, kredit, cicilan, sembako, kebutuhan dapur, keperluan anak dan transportasi.
Pengeluaran ekstra biasanya tidak selalu ada setiap bulan tapi membutuhkan uang yang lebih banyak ketimbang lainnya seperti kado pernikahan, berobat, servis kendaraan, dan kondisi tidak tertebak lainnya.
Pengeluaran optional yang cenderung lebih besar dari kedua pengeluaran di atas harus lebih dihemat karena bersifat keinginan dan tidak wajib dipenuhi.
Sedangkan pengeluaran culture ada untuk meng-upgrade diri seperti untuk membeli buku, menonton film, berlangganan koran, pergi ke museum, dan lainnya.
Namun jika bekerja di bidang yang berkaitan dengan buku, maka pengeluaran culture ini bisa masuk menjadi kebutuhan primer.
3. Membuat Rencana Pengeluaran
Rencana pengeluaran tidak boleh dibuat sembarangan dan tidak disusun berdasarkan keinginan semata. Namun, dibuat dengan prinsip berhemat.
Di sisi lain, jangan pelit. Memiliki skala prioritas dan jangan lupa menabung.
4. Siapkan Amplop
Fungsi amplop disini untuk memilah pengeluaran. Sekarang sudah banyak dompet organizer yang memiliki fungsi sama.
Pada amplop atau dompet organizer tersebut pilah uang sesuai dengan rencana keuangan seperti untuk tabungan, tagihan, makanan, kebutuhan anak, transportasi, extra, culture dan optional.
Jangan lupa untuk selalu mencatat pengeluaran meskipun sudah dibagi dalam amplop atau dompet organizer.
5. Evaluasi
Tahapan ini sangat penting bagi implementasi Kakeibo. Cek kembali apakah belanja harian sesuai dengan rencana pengeluaran atau tidak.
Cek pos pengeluaran mana saja yang sesuai dan tidak sesuai dan apakah masih ada uang yang tersisa atau justru minus.
Evaluasi digunakan sebagai bahan mengoreksi realisasi pengeluaran.
Itulah cara berhemat dengan metode Kakeibo ala orang Jepang.