Masjid-masjid di Trenggalek mulai menunjukkan persaingan dalam hal pengelolaan. Pada tahun 2024, Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggelar visitasi dan asesmen dalam rangka lomba pengelolaan masjid. Fokus utama dari kegiatan ini adalah profesionalitas dalam pengelolaan masjid. Di Trenggalek, sebanyak 28 masjid akan dinilai, terdiri dari 14 Masjid Besar tingkat kecamatan dan 14 Masjid Jami di tingkat desa.
Agus Prayitno, anggota tim penilai dari DMI, menjelaskan bahwa tujuan utama dari lomba ini bukan hanya menilai kualitas pengelolaan masjid, tetapi lebih kepada pembinaan agar para takmir dan pengurus masjid dapat meningkatkan manajemen sesuai standar yang ditetapkan.
“Kami tidak datang untuk menilai baik atau buruknya pengelolaan takmir masjid, tetapi untuk melakukan pembinaan agar pengelolaan masjid sesuai standar yang telah ditentukan,” terang Agus.
Lebih lanjut, Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementerian Agama (Kemenag) mendorong agar masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdhah, tetapi juga sebagai pusat peradaban, ekonomi, sosial, dan bahkan urusan strategis dan politik.
“Kita harus mengingat kembali bahwa pada masa Rasulullah, masjid dijadikan pusat peradaban untuk membahas persoalan-persoalan bangsa. Semangat inilah yang sedang kami dorong agar fungsi masjid yang sebenarnya dapat dikembalikan,” imbuhnya.
Beberapa aspek yang dilombakan meliputi administrasi umum, keuangan, sarana prasarana, program kerja, kebersihan lingkungan sekitar masjid, hingga kerjasama lintas sektor.
Maulan, ketua takmir Masjid Besar An-Nur di Kecamatan Watulimo, menyambut baik kegiatan visitasi ini. Ia menjelaskan bahwa tidak ada persiapan khusus yang dilakukan karena apa yang mereka kerjakan sehari-hari sudah merupakan upaya untuk memakmurkan masjid.
“Kami tidak mengada-ada, semuanya berjalan seperti biasa, karena itu memang tugas kami sebagai takmir,” ungkapnya.
Masjid An-Nur, yang terletak di jalur pariwisata, menjadi tempat singgah bagi para wisatawan. Oleh karena itu, pengurus masjid berusaha menyediakan fasilitas standar bagi para musafir, seperti gazebo ramah anak, perpustakaan mini, serta layanan ngopi dan WiFi gratis.
Maulan menambahkan bahwa apapun hasil dari penilaian ini, pihaknya akan tetap bersyukur dan menjadikannya motivasi untuk terus berbenah.
“Kami ucapkan terima kasih kepada tim penilai, dan apapun hasilnya, ini tidak membuat kami puas. Kami akan terus meningkatkan pelayanan demi kemakmuran masjid tercinta kami,” tandasnya.
Reporter: Muhindras