KBRT - Hari raya Idulfitri merupakan hari raya yang paling dinanti oleh semua umat Islam setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Idulfitri dirayakan setiap tanggal 1 Syawal.
Pada hari itu merupakan puncak kemenangan bagi seluruh umat Islam, karena sebulan sebelumnya telah berhasil menahan makan dan minum serta menahan hawa nafsu.
Tak hanya itu saja selama satu bulan itu semua umat Islam juga menjalankan serangkaian ibadah seperti tadarus Al-Qur’an dan Qiyamul Lail yaitu shalat Tarawih dan Witir untuk meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah.
Hari raya Idul Fitri adalah hari yang dimuliakan dan hari yang suci. Karena di hari raya Idulfitri Allah menjadikan umat suci kembali seperti bayi yang baru lahir. Dilansir dari buku Amalan di Saat Lebaran karya Marfu’ah, berikut ini beberapa amalan yang sangat dianjurkan pada hari raya Idul Fitri.
Daftar Isi [Show]
- Mandi sebelum Shalat Hari Raya
- Memakai Baju Baru/Baik
- Memakai Wangi-wangian
- Memperbanyak Bacaan Takbir
- Membagi Zakat Fitrah
- Makan Sebelum Berangkat Shalat Ied
- Mengambil Jalan yang Berlainan Ketika Berangkat dan Pulang
- Wanita Dianjurkan Keluar Untuk Ikut Shalat Hari Raya
- Shalat Hari Raya dengan Berjamaah
- Mendengarkan Khotbah Hari Raya
- Bersilaturahmi
- Puasa Syawal Enam Hari
Mandi sebelum Shalat Hari Raya
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Mandi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kebersihan. Dengan mandi, maka badan kita menjadi bersih dari kotoran terutama dari najis.
Selain badan menjadi bersih, setelah mandi kita menjadi lebih segar dan wangi, beraktivitas pun menjadi nyaman. Itulah alasan mengapa kita disunahkan mandi sebelum shalat Ied.
Karena shalat Ied itu dilakukan berjamaah, pastilah banyak orang ikut mengerjakannya. Apabila ada orang yang belum mandi dan mengikuti shalat Ied kemungkinan besar orang tersebut akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dari badan dan napasnya. Bau itulah yang dapat mengganggu kenyamanan banyak orang.
Dengan kata lain bau yang tidak sedap dapat mengganggu kekhusyukan dalam mengerjakan shalat seseorang. Mandi merupakan salah satu amalan di hari raya. Menjalankan amalan tersebut lebih baik dari pada yang tidak mengerjakannya. Dengan mengerjakan mandi sebagai sunah sebelum shalat Ied, maka orang yang mengerjakan akan mendapatkan pahala yang tidak didapat oleh orang lain yang tidak mengerjakan amalan tersebut.
Memakai baju baru di hari lebaran bukan merupakan suatu kewajiban. Memakai baju bekas pun diperbolehkan, asalkan baju tersebut masih baik dan sopan untuk dipakai.
Memaksakan diri terhadap sesuatu yang di luar kemampuan, akan membuat hidup kita penuh rasa beban. Kita menjalani hidup menurut kemampuan, bukan menuruti kemauan.
Hari raya, bukanlah untuk tempat atau ajang untuk memamerkan baju baru, tetapi hari raya itu untuk orang yang takwanya bertambah.
Memakai Wangi-wangian
Memakai wewangian ketika hendak pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Ied berjamaah merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah. Tujuan memakai wewangian ketika hendak pergi shalat Ied berjamaah adalah untuk menghilangkan bau-bau yang tidak sedap pada badan kita.
Apabila badan kita wangi, orang di sekeliling kita menjadi nyaman, karena tidak terganggu oleh bau tidak enak. Wewangian memberikan energi positif bagi pemakainya dan orang yang berada di sekelilingnya, karena wewangian memberikan aroma kedamaian.
Memperbanyak Bacaan Takbir
Mengumandangkan takbir tidak hanya di rumah, di musala maupun di masjid, di sepanjang jalan ketika kita akan pergi menuju ke masjid untuk salat Id juga dianjurkan untuk selalu membaca takbir.
Hal ini seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Beliau tidak putus-putusnya mengumandangkan takbir di sepanjang jalan
sampai tiba di tempat shalat. Untuk Idul Fitri, takbir hanya boleh dikumandangkan sampai shalat Ied selesai. Tetapi pada hari raya Idul Adha takbir dapat dikumandangkan dari tanggal 10 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah atau di akhir hari Tasyriq.
Itulah salah satu sekian banyaknya amalan yang dianjurkan pada hari raya yang dapat menambah pahala dan meningkatkan keimanan kita.
Membagi Zakat Fitrah
Orang yang berhak mendapatkan zakat adalah fakir miskin atau orang-orang yang lebih membutuhkan, penyerahannya dapat kita lakukan secara langsung kepada orang yang berhak atau bisa juga kita serahkan kepada panitia penyerahan zakat atau disebut dengan BAZIS (Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah) yang ada di tempat tinggal kita.
Salah satu tujuan berzakat adalah agar kita mau berbagi dan menjalin kasih sayang dengan orang-orang miskin. Berzakat itu hukumnya wajib bagi umat muslim sedangkan bersedekah hukumnya sunah. Kalau kita termasuk orang yang mampu, maka berzakat dan bersedekahlah dengan harta kita.
Harta itu hanya titipan Allah, maka dari itu kita harus memanfaatkannya pada jalan yang benar, salah satunya adalah dengan cara berzakat. Sehingga harta yang kita miliki benar-benar berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Makan Sebelum Berangkat Shalat Ied
Kita disunahkan untuk sarapan sebelum pergi shalat Idul Fitri dengan tujuan agar setelah selesai shalat Id kita dapat langsung bersilaturahmi ke sanak keluarga dan juga tetangga. Karena silaturahmi membutuhkan waktu yang tidak cepat makanya kita dianjurkan untuk makan dan minum terlebih dahulu.
Sedangkan sebelum shalat Idul Adha tidak dianjurkan makan karena setelah shalat tidak ada kegiatan apa-apa, jadinya kita dapat langsung pulang untuk segera makan. Itulah alasan-alasan mengapa kita disunahkan makan sebelum shalat Idul Fitri dan tidak makan sebelum shalat Idul Adha.
Mengambil Jalan yang Berlainan Ketika Berangkat dan Pulang
Tidak hanya di hari raya Idul Fitri saja kita dapat melakukan amalan tersebut, di hari raya Idul Adha pun kita juga dapat melakukan amalan tersebut. Meskipun yang dilalui ketika pulang dari shalat Ied itu lebih jauh dari jalan ketika berangkat apabila dijalani secara ikhlas maka segala sesuatunya menjadi ringan, yang jauh akan terasa lebih dekat.
Maka dari itu kita menjalankan sesuatu harus didasari dengan hati yang ikhlas. Marilah kita bersama-sama menjalankan sunah-sunah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah karena sesungguhnya menjalankan segala macam amalan-amalannya akan mempertebal keimanan kita dan juga mendekatkan kepada Allah Maha Pencipta Alam Semesta.
Wanita Dianjurkan Keluar Untuk Ikut Shalat Hari Raya
Seorang wanita yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan untuk mengerjakan shalat karena badannya dalam keadaan tidak suci. Wanita yang sedang haid hanya diperbolehkan untuk membaca doa-doa yang diperbolehkan untuk dibaca.
Selain wanita yang haid, anak-anak juga diperbolehkan dibawa untuk ikut shalat Ied asalkan anak-anak tersebut tidak mengganggu kekhusyukan ibadah. Alasan lainya adalah agar anak dapat mengenal dan mengikuti cara mengerjakan shalat Ied dengan begitu mereka dapat mengerjakan secara benar dan menjadi terbiasa bila datang dari raya.
Shalat Hari Raya dengan Berjamaah
Dengan shalat berjamaah niscaya Allah akan melipat gandakan pahala yang kita dapatkan daripada kita salat secara munfarid (sendirian). Pada saat shalat Ied setelah membaca takbir kemudian membaca do’a iftitah, dilanjutkan membaca surah Al Fatihah dan kemudian pada rakaat pertama disunahkan untuk membaca surah Al A’la dan di rakaat kedua diutamakan membaca surah Al-Ghasyiyah.
Mendengarkan Khotbah Hari Raya
Khotbah ketika hari raya itu dilakukan sebanyak dua kali oleh khatib. Khotbah yang pertama membaca takbir sebanyak sembilan kali dan untuk khotbah yang kedua membaca takbir sebanyak tujuh kali.
Apabila khutbah pertama sembilan kali takbir dan khutbah kedua tujuh kali takbir berbeda dengan shalat Iednya. Pada rakaat pertama takbir dibaca sebanyak tujuh kali dan pada rakaat kedua takbir dibaca sebanyak lima kali.
Meskipun dalam keadaan haid seorang perempuan diperbolehkan untuk mendengarkan khotbah karena perintah Rasulullah demikian. Setelah mengerjakan dua rakaat dalam shalat Ied, seorang khatib langsung menyampaikan khotbahnya tanpa memakai azan dan juga iqamah.
Itulah diantaranya tata cara dalam mengerjakan shalat Idul Fitri. Selain itu setelah kita selesai mengerjakan shalat
Ied juga dapat melanjutkan dengan mendengarkan khutbah dengan khidmat sehingga dengan begitu kita menjalankan ibadah secara sempurna meskipun ibadah tersebut bukanlah ibadah wajib melakukan ibadah sunah.
Bersilaturahmi
Tidak hanya tetangga saja yang kita kunjungi ketika hari raya tiba, sanak keluarga juga harus kita kunjungi karena bagaimana juga kita masih mempunyai hubungan darah dan hubungan tersebut tidak boleh terputus maupun diputuskan.
Meminta maaf dan memberi maaf merupakan kewajiban kita. Apabila kita memiliki kesalahan baik disengaja maupun tidak kita wajib meminta maaf dan orang yang dimintai maaf harus hendaknya memaafkan karena Allah itu Maha Pemaaf.
Memberi maaf kepada seseorang yang berbuat salah harus tulus ikhlas agar segala dosa dapat diampuni. Maaf-memaafkan itu tidak harus menunggu hari raya tiba, apabila kita tahu bahwa kita berbuat kesalahan, kita harus segera meminta maaf, jangan menunggu hari raya Idul Fitri tiba.
Dengan bermaaf-maafan Insya Allah dosa kita akan diampuni oleh Allah tetapi untuk dosa yang berhubungan dengan haqqullah (hak Allah) hanya dapat hilang dengan jalan bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah swt.
Bermaaf-maafan di hari raya atau yang sering kita kenal dengan halal bihalal akan dapat membersihkan hati kita dari rasa iri.
Puasa Syawal Enam Hari
Menjalankan puasa enam hari setelah hari raya merupakan salah satu ibadah sunah yang apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala yang besar bagi yang menjalankannya.
Puasa Syawal selama enam hari itu banyak godaannya, karena pada hari raya biasanya banyak sekali makanan dan minuman yang dapat membuat orang tergiur untuk memakannya. Bagi orang yang tidak kuat menjalankan puasa Syawal tersebut maka ia akan tergiur dan puasanya menjadi batal.
Banyak orang yang berpendapat bahwa setelah hari raya adalah hari-hari untuk mengembalikan berat badan yang sebelumnya berat badannya turun karena selama satu bulan berpuasa.
Dengan jalan makan sepuas-puasnya akan membuat mereka senang. Cara seperti itu tidaklah baik karena kita menjadi orang yang rakus. Orang yang rakus itu sangatlah dibenci oleh Allah swt.
Agar kita tidak menjadi orang yang rakus maka kita disunahkan untuk menjalankan puasa Syawal meskipun kita diuji dengan keadaan itu merupakan ujian bagi keimanan kita.
Jika keimanan kita teruji dan kita lolos berarti kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa di sisi Allah swt. Memperbanyak Sedekah dan Amal Saleh
Bentuk dari sedekah itu tidak hanya berupa materi tetapi sedekah dapat pula berbentuk lain. Senyum itu sedekah dan menyenangkan hati orang juga termasuk sedekah.
Ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, kita harus memberikannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Yang kita minta hanya satu yaitu keridhaan Allah swt. Dan janganlah kita menghitung sedekah yang telah kita berikan kepada orang lain karena itu merupakan wujud dari ketidak ikhlasan.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz