Liburan Aman Idulfitri 1446 H, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Imbau Pengelola Wisata Trenggalek

KBRT – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek bersiap menyambut wisatawan untuk libur Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Langkah ini diwujudkan dengan menerbitkan surat imbauan terkait pengelolaan wisata dengan Nomor: 500.13.2/322/406.025/2025 tentang Pengelolaan Wisata di Libur Ramadan.  

Kepala Disparbud Trenggalek, Sunyoto, menjelaskan bahwa libur menjelang hari raya, sesuai kalender nasional, berlangsung pada 22 Maret hingga 13 April 2025. Dengan demikian, ia memprediksi wisatawan, termasuk para pemudik, akan mulai beraktivitas di destinasi wisata sebelum Lebaran.  

“Kami imbau pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha wisata untuk memastikan kesiapan destinasi wisata, termasuk peralatan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) yang memadai,” terangnya saat dikonfirmasi.  

Ia menambahkan, pengelola dan pelaku usaha wisata wajib menjaga kebersihan, ketertiban, serta keamanan destinasi wisata dengan menugaskan personel dalam jumlah yang memadai sesuai tugas masing-masing.  

Sunyoto menegaskan bahwa pengelola wisata harus bekerja sama dengan pelaku usaha wisata dalam menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung. Hal ini mencakup pembersihan, perapian, serta penataan lokasi wisata. Selain itu, mereka juga perlu mengantisipasi risiko dengan memangkas atau menebang pohon yang berpotensi membahayakan wisatawan.  

“Yang paling penting, pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha wisata wajib mengelola sampah dengan baik, seperti memilah sampah organik dan anorganik, tidak melakukan pembakaran sampah, serta membuang sampah pada TPS atau TPA terdekat,” paparnya.  

Selain itu, pengelola destinasi wisata juga diharuskan menyediakan petugas kesehatan di lokasi wisata atau bekerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi gangguan kesehatan atau kecelakaan pengunjung.  

ADVERTISEMENT

“Khusus untuk pengelola perahu wisata di Pantai Pasir Putih dan Simbaronce, selama libur akhir tahun dan tahun baru ini tidak diperbolehkan memarkir perahu di pantai. Perahu harus diparkir di bagian tengah menggunakan jangkar,” lanjutnya.  

Sunyoto juga mengimbau para pelaku usaha wahana wisata air, seperti perahu wisata, banana boat, donat boat, dan jetski, untuk memastikan kondisi cuaca aman sebelum beroperasi. Selain itu, mereka harus memastikan kelayakan wahana, menerapkan SOP pelayanan pengunjung, serta menyediakan perlengkapan keselamatan seperti pelampung atau life jacket.  

“Kemudian, jangan melakukan atraksi yang berisiko, seperti menjatuhkan penumpang dari wahana. Wajib juga dilakukan skrining kesehatan dengan penandatanganan surat pernyataan kesehatan bagi calon penumpang,” tegasnya.  

Lebih lanjut, bagi pelaku usaha agen perjalanan wisata (tour agent/tour operator), mereka diimbau menggunakan moda transportasi yang telah memenuhi standar kelaikan dan prosedur keselamatan dari instansi berwenang.  

Selain itu, seluruh pengelola wisata wajib menyiapkan petugas khusus untuk membantu pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan. Mereka juga harus menjalankan tugas berdasarkan SOP yang telah ditetapkan guna mencegah permasalahan.  

Pengelola wisata diingatkan untuk selalu waspada terhadap potensi bencana serta rutin memantau informasi terkini melalui situs resmi BMKG.  

“Pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha wisata harus aktif berkoordinasi dengan pihak terkait apabila terjadi permasalahan, kecelakaan, atau gangguan keamanan di lokasi wisata yang dikelola,” tandasnya.