Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Layar Bawah Bukit: Ruang Apresiasi Sineas Muda Trenggalek

Perfilman Trenggalek mulai kembali menggeliat. Kali ini, Kabul Cultural Space (KCS) bersama dengan Kabar Trenggalek menggelar Srawung Sinema Layar Bawah Bukit, Sabtu (30/12/2023). Berlokasi di Jwalita Reborn, acara yang dihadiri puluhan penonton itu bertahan hingga menjelang tengah malam meski sempat dilanda hujan.Agenda pemutaran film dan diskusi yang bertujuan sebagai ruang apresiasi sineas muda Trenggalek ini sudah kali kedua dilaksanakan. Mengusung lima film berjudul Thiwul, Gadis dan Penatu, Pegon Trenggalek, Stroke, dan Ludruk Dahulu, Kini, dan Nanti. Layar Bawah Bukit berhasil menyambung benang merah dari kelima film pendek berjenis dokumenter dan fiksi itu.Galih Adi Cahya, ketua pelaksana acara, membaca peluang berkembangnya perfilman di Trenggalek. Ia juga menjelaskan bahwa pegiat film dan sineas di Trenggalek membutuhkan wadah untuk bertemu.“Ini kan kelimanya [filmnya] anak muda Trenggalek terlibat semua. Ngga menutup kemungkinan anak muda di kota kecil seperti ini berkarya, bahkan sudah ada yang menembus event [perfilman] nasional,” ungkap Galih.Laki-laki yang sudah tiga tahun berproses di KCS ini memiliki rencana keberlanjutan forum-forum yang membicarakan film di Trenggalek“Harapannya pemutaran film dan diskusi seperti ini masih terus berlanjut. Bahkan ke bisa [pemutaran] ke desa-desa, juga seperti boot camp tiga hari untuk membicarakan film sampai tuntas,” terang Galih.Senada dengan Galih, Tika, salah satu penonton mengharapkan hal serupa. Meski Tika bukan warga asal Trenggalek, namun ia mengapresiasi film-film garapan anak muda Trenggalek.“Kalau misal rutin dan keliling seperti yang disarankan itu lebih bagus lagi, ya. Misalkan acara seperti ini berlanjut, makin banyak lagi ruang bagi film maker untuk menayangkan film dan bertemu dengan audiensnya,” papar Tika.Perempuan 27 tahun berdomisili Yogyakarta itu juga memiliki harapan bagi sineas-sineas muda untuk terus mengeksplor lokalitas.“Untuk lebih eksplor cerita, ya, karena Indonesia kan punya banyak budaya. Melalui media seperti film itu membuat lebih banyak orang yang tahu Indonesia ini seperti apa,” tukasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *