Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kreativitas Perajin Batu Akik Rejowinangun Menembus Pasar Amerika dan Eropa

David Kurniadi, perajin batu akik asal Rejowinangun, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek memproduksi batu akik berkelas dunia. Karyanya diminati kolektor akik dari Amerika, Polandia, Rusia, Perancis hingga Italia. SUARA mesin gerinda mendengung memekakkan telinga. Di sudut ruangan, David Kurniadi berkutat di depan mesin. Tangannya menggenggam erat batu, digesekkan pada gerinda yang berputar.Tangan terampil David menyulap batuan gumpalan menjadi pundi-pundi uang. Bebatuan itu dijadikan perhiasan, salah satunya cincin akik. Sejak 2015 silam, pria 40 tahun ini setiap hari beraktivitas memproduksi batu akik. Pada hari biasa, dia mengerjakan sendiri. Namun, jika ada pesanan, dia mempekerjakan 3 orang. Dalam satu hari, David bisa menghasilkan 10 - 20 pieces akik. Dia juga  mendapat pesanan dari luar negeri dengan hitungan satuan kilogram (kg).Pasaran batu akik polesan tangan David, tak cukup sampai di lokal saja. Namun, ia memberanikan diri menembus pasar mancanegara, hingga keuntungan yang diraup cukup besar. "Pemasaran hampir seluruh negara Asia pernah beli. Kalau pasaran utama kami di Amerika, Polandia, Rusia, Perancis, Italia. Pernah yang paling jauh kita kirim ke Panama untuk Amerika Latin," jelasnya. [caption id="attachment_70221" align=alignnone width=1280]Kreativas David dalam meningkatkan kualitas dan mengembangkan jaringan, sehingga menembus pasar mancanegara. (foto: Raden Zamz/kabartrenggalek.com) Kreativas David dalam meningkatkan kualitas dan mengembangkan jaringan, sehingga menembus pasar mancanegara. (foto: Raden Zamz/kabartrenggalek.com)[/caption]Sebelum terjun di dunia batu akik, David berkecimpung dalam seni. Hingga akhirnya sampai saat ini pun juga dia seni, namun untuk akik ini dikatakannya sebagai salah satu hobi yang ternyata bisa berkelanjutan dan menghasilkan."Ya sedikit untuk kebutuhan hidup. Penghasilan kurang lebih kalau untuk setelah pandemi covid-19 kisaran Rp4 juta sampai Rp5 juta," akunya.Sementara untuk harga ekspor sendiri, ia membanderol dari harga 10-20 US Dollar hingga tak terhingga. Harga yang tinggi disebabkan batu akiknya memiliki keunikan. "Pesanan terbanyak kita dari Polandia dan Rusia, juga ada dan Vietnam. Paling banyak itu rata-rata di atas 1000 pieces sekali kirim," paparnya. Pria berkacamata ini mengaku, rata-rata pembeli dari luar negeri itu menginginkan biasanya bukan pada warna atau lainnya, melainkan pada ukuran. Yaitu cenderung ukuran lebih besar, berdimensi 3 cm - 5 cm yang digunakan untuk liontin."Kami kirimnya baru akik sudah jadi tanpa ring. Mereka (orang luar negeri) senangnya masih berbahan jadi tanpa ring cincin," kata David. Perihal keunikan batu akik Trenggalek mengapa diminati orang luar negeri, David menjelaskan bahwa di kota kripik ini memiliki keunikan tersendiri. Yakni batu akik jenis Moos Agate. Moss Agate memiliki pola alami yang menyerupai lumut atau tanaman.[caption id="attachment_70220" align=alignnone width=1280] Ragam keunikan batu akik produksi David. (foto: Raden Zamz/kabartrenggalek.com)[/caption]"Bedanya untuk varian Trenggalek itu memiliki karakter yang unik dengan varian warna yang multi colour tidak hanya satu warna hijau atau kuning saja. Tetapi memiliki karakter yang banyak dan cenderung seperti pemandangan apabila sudah jadi," ujarnya.Lalu, untuk pengiriman ke luar negeri, ia menggunakan Express Mail Service (EMS) milik Pos Indonesia. Bisa juga dengan pengiriman paket melalui layanan FedEx, menawarkan jasa pengiriman dengan harga terjangkau serta akses pengiriman secara online.David menunjukkan pembuatan batu akik dari awal hingga setengah jadi. Batu bongkahan dipotong dengan alat yang berbeda. Usai terpenuhi dari segi ukuran, kemudian ke tahap pembentukan hingga penghalusan batu supaya lembut dan sesuai ukuran yang dibutuhkan."Cukup sulit jika waktu pertama itu, tapi semakin kesini sudah lihai dalam membentuk batu akik yang dipesan," ujarnya.Reporter: Raden ZamzEditor: Danu S