KBRT - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Trenggalek tengah menghadapi kebimbangan. Menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) 2025, anggarannya belum jelas. Padahal, KONI harus mempersiapkan sedini mungkin agar dapat meraih prestasi yang maksimal.
Wakil Ketua Umum KONI Trenggalek Adit Suparno menjelaskan, pihaknya mengajukan hibah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sebesar Rp3,5 Miliar pada tahun 2025.
"Cuman turun realisasinya berapa kami belum mengetahui," tutur Adit.
Dia mengaku, pengurus KONI Trenggalek hingga saat ini belum mengetahui kepastian realisasi anggaran. Dia pesimis anggara besar itu dikabulkan 100 persen. Biasanya, yang sudah terjadi, realisasi jauh di bawah besaran anggaran yang diajukan.
"Misal di tahun kemarin, hanya terealisasi Rp1,5 Miliar dari pengajuan Rp3,5 miliar," paparnya.
Realisasi anggaran ini mempengaruhi target KONI. KONI masih bimbang mau pasang target tinggi pada Porprov 2025, karena belum ada kejelasan anggaran. Adit berharap, tahun ini, KONI Trenggalek memperoleh anggaran yang lebih besar dibanding tahun 2024. Sebab, Trenggalek berencana mengirimkan 31 cabang olahraga (Cabor). Ada tambahan 7 Cabor dibandingkan tahun sebelumnya sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar.
"Sebelumnya hanya ada 24 Cabor yang mengikuti, saat ini perkembangan bertambah sangat pesat," kata Adit.
Katanya dari 31 cabor tersebut, ada seleksi pemilihan Cabor yang akan diberangkatkan. Kriteria cabor yang berangkat adalah Cabor yang mendekati limit prestasi.
"Keputusan akan ditentukan pada Rakerda, apakah Cabor yang akan diberangkatkan memiliki kejuaraan di Kejurprov atau tidak," ucapnya.
Sedangkan Cabor yang diberangkatkan untuk kompetisi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 hanya sekitar 5 Cabor saja. Di antaranya adalah pencak silat, senam, judo, karate dan petanque serta akan ada cabor lain yang menyusul.
Menurut Adit untuk anggaran yang diterima para Cabor sangat relatif, karena ada kriteria untuk Cabor yang diberikan anggaran adalah Cabor yang digemari masyarakat secara umum.
"Termasuk Cabor yang sering melakukan event, berupa club dan yang berpotensi mendapatkan prestasi," papar Adi kepada awak media.
Namun demikian, menurut dia, banyak yang belum paham bahwa KONI Trenggalek memiliki kriteria dengan telah bergeser ke Cabor unggulan.
Untuk Cabor yang mendapatkan anggaran terbesar pertama adalah sepak bola dengan anggaran ratusan juta, selanjutnya sekitar Rp 100 juta adalah silat dan senam sekitar Rp 30 juta.
"Kriteria itu juga atas kebijakan pimpinan KONI dan musyawarah KONI Trenggalek karena keterbatasan anggaran yang terjadi,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Olahraga
Editor:Danu S