Film KKN di Desa Penari Jangkau 8 Juta Lebih Penonton, Begini Penjelasan Pakar Sinema Unair Surabaya
Kabar Trenggalek - Film KKN di Desa Penari (2022) menghebohkan industri film tanah air. Sebab, film arahan produser Manoj Punjabi itu sukses menjangkau 8 juta lebih penonton, Selasa (31/05/2022).Jumlah penonton yang fantastis itu didapatkan dalam waktu kurang dari satu bulan penayangan sejak 30 April 2022. Tidak heran, film tersebut mendapatkan gelar Film Horor Terlaris.Merespons kesuksesan film itu, Pakar Kajian Sinema Universitas Airlangga (Unair) Igak Satrya Wibawa, mengatakan popularitas film KKN di Desa Penari menjadi sebuah momen bagus bagi industri perfilman setelah dua tahun menghadapi tantangan pandemi.“Keberhasilan film KKN di Desa Penari ini menurut saya adalah sebuah momentum yang tepat buat para filmmaker untuk kembali kepada track yang benar,” katanya, Senin (30/5/2022), dikutip dari Kominfo Jatim.Igak menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan film KKN di Desa Penari. Pertama, utas atau thread Twitter. Menurut Igak, utas Twitter sudah tentu berpengaruh karena bagaimanapun orang sudah mengetahui dan memahami utas itu sama halnya dengan novel atau cerpen yang sukses. Bedanya ini adalah sebuah utas.Kedua, rasa keingintahuan dan ketidaksabaran penonton untuk mengetahui bentuk visual dari utas viral itu karena film KKN di Desa Penari sempat menunda penayangannya beberapa kali.“Ada yang bilang penundaan banyak dari marketing. Sebetulnya tidak juga karena memang momennya dalam tanda kutip ‘pas’. Mereka mau tayang, tapi karena pandemi, jadinya banyak larangan. Walaupun kapan hari mau dibuka, tapi tetap terbatas,” ujar Igak.[caption id="attachment_14396" align=aligncenter width=628] Igak Satrya Wibawa, Pakar Kajian Sinema Universitas Airlangga Surabaya/Foto: Kominfo Jatim[/caption]Perihal penundaan penayangan film beberapa waktu lalu itu, kata Igak, produsen bioskop pasti memikirkan soal nilai ekonomi.“Kalau ditayangkan langsung waktu itu mungkin tidak akan sesukses ini karena orang masih takut pandemi,” kata Igak.Ketiga, pada saat yang bersamaan tidak banyak film-film Indonesia lain yang muncul. Sehingga momentum ini sangat pas bagi film KKN di Desa Penari. Oleh karena itu, banyak orang berbondong-bondong untuk menyaksikan film tersebut.Di samping tiga hal tadi, Igak menjelaskan bahwa tema horor menjadi sebuah pasar di mana sumber-sumber di dalamnya tidak akan habis karena dapat digali secara terus-menerus. Ketika pasarnya tersedia, maka film horor akan selalu ditonton oleh banyak orang.“Katakanlah orang Bali dengan kekuatan magisnya, maka mereka merasa dekat secara personal. Termasuk juga setan-setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul, atau sejenisnya. Itu bagian dari mitos dan kepercayaan karena kita tahu dan dekat sehingga kita akan berbagi kedekatan secara psikologis juga,” jelas alumnus Curtin University itu.Lebih lanjut, dosen program studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) itu menjelaskan, film horor cenderung tidak memerlukan usaha berpikir, berbeda dengan film lainnya. Hal tersebut juga menjadi sebab mengapa film horor digemari banyak orang.“Ending film horor akan sama. Kita menikmati rasa takut, merasa dikejutkan, setannya akan kalah atau muncul di akhir sebagai suatu yang possible. Itu wajar-wajar saja karena itu memenuhi kebutuhan psikologis penonton yang memang ingin melihat sesuatu, kemudian selesai. Itulah bagian dari adrenalin. Sama dengan film action,” tandas Igak.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow