Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Fakta Memarik Lithops: Si Batu yang Hidup

  • 03 May 2025 11:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Tumbuhan ini pertama kali ditemukan tahun 1811 oleh seorang peneliti tumbuhan, John Burchell, saat melakukan perjalanan di Afrika Selatan. Tumbuhan temuannya, kemudian digolongkan dalam tumbuhan kaktus.

    Lithops tetap bisa berbunga cantik, seperti bunga kertas, meskipun memiliki bentuk seperti batu. Tumbuhan lithops tidak pernah memiliki daun lebih dari dua lembar daun. Bunga lithops hanya memiliki diameter 25 milimeter.

    Dilansir dari buku Fakta keunikan tumbuhan karya Oktavian Kasih Kumala Dewi, nama lithops berasal dari bahasa Yunani dari kata “lithos”, yang berarti batu, dan “ops” yang berarti muka. Jika diartikan menjadi ‘seperti batu’.

    Daun tumbuhan lithops, menyerupai batu di permukaan tanah. Satu tanaman lithops memiliki sepasang daun kecil yang tebal dengan diameter 2–3 sentimeter.

    Pada bagian tengah daun terdapat celah yang tampak, seperti garis membelah batu dengan kandungan air yang tinggi di dalamnya.

    Bagian ini tampak bening berwarna hijau, seperti tumbuhan lidah buaya. Sedangkan, celah daun lithops berisi cairan ini dapat menghasilkan bunga dan daun baru.

    Seperti yang kamu ketahui, tumbuhan lithops juga dikenal sebagai living stone (batu hidup). Tumbuhan ini sering dijumpai di antara batuan kerikil sebagai bentuk penyamarannya, sehingga manusia maupun hewan sulit untuk menemukan mereka. Hal ini dilakukannya sebagai bentuk perlindungan dari gangguan manusia dan hewan.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Keunikan lainnya, lithops tumbuh di alam yang jarang hujan, sehingga tumbuhan ini sangat pandai menghemat air. Kemampuan tersebut membuat lithops berhasil meniru warna dan penampilan tanah dengan sempurna.

    Perilaku adaptasi ini menyebabkan munculnya berbagai spesies lithops. Bunga pada tumbuhan lithops, menyerupai dandelion berwarna kuning atau putih, itu pun tergantung dari setiap spesies masing-masing  berbeda. Tumbuhan ini mekar pertama kali di waktu sore yang cerah.

    Namun, adaptasi paling mengejutkan dari tumbuhan lithops adalah pewarnaan daunnya. Daunnya tidak lagi berwarna hijau, tetapi berbagai warna yang sering dijumpai sekarang ini. Misalnya, warna krem, abu-abu, dan cokelat.

    Tumbuhan ini juga bermotif gelap, berbintik, dan garis merah pada daunnya. Pewarnaan ini merupakan kemampuan tumbuhan lithops untuk menyamarkan diri di atas permukaan tanah. Lithops tumbuh di daerah dengan curah hujan sangat rendah, kering, dan banyak mendapatkan sinar matahari.

    Lithops berasal dari negara Afrika. Ada 33 spesies lithops yang tersebar di Afrika. Masing-masing memiliki sistem pertahanan yang berbeda, ada yang memiliki duri, getah yang membuat gatal, dan ada pula yang memiliki rasa pahit.

    Setiap spesies lithops memiliki warna yang berbeda-beda, tetapi persamaannya adalah tumbuhan ini memiliki sistem pertahanan diri, berupa kemampuan berkamuflase menyerupai batu dan bertahan hidup di antara bebatuan.

    Tumbuhan ini sering disebut pula sebagai living stone atau batu hidup. Bentuk yang menyerupai batu merupakan bentuk perlindungan tumbuhan ini agar terhindar  dari gangguan hewan dan manusia.

    Kabar Trenggalek - Edukasi

    Editor:Zamz