Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Culture Shock Xaviera Sekolah di Korea: Ambis Belajar dari Jam 8 Pagi Sampai 10 Malam

Siapa yang tidak kenal dengan Xaviera Putri? Namanya melambung saat menjadi peserta Clash of Champions. Seorang mahasiswa, youtuber, penulis buku, dan penyanyi.

Xaviera Putri adalah pelajar berprestasi asal Indonesia. Mengawali sekolahnya di Korea Selatan pada waktu SMA melalui jalur beasiswa juga merupakan perjuangannya sendiri.

Masuk SMA yang paling bergengsi di Korea tentu sulit. Seangkatan Xaviera pun hanya berjumlah 130 orang yang diterima dan tentu saja hanya pelajar terpilih.

Xaviera berhasil masuk KSA atau Korea Science Academy melalui tes kemampuan ilmu SAINS, Matematika, dan interview berbahasa Inggris.

Selain tiga tes tersebut, Xaviera terlebih dahulu melampirkan piagam perlombaan yang dia punya terutama perlombaan Matematika, surat rekomendasi guru, nilai raport untuk document screening.

Pendaftar di KSA tidak hanya pelajar asia saja namun juga pelajar internasional. Bahkan pengumuman lulus tidaknya harus menunggu beberapa bulan.

Sistem kurikulum di sekolah tersebut ternyata menerapkan satu tahun pertama membungkus Pelajaran SMA 3 tahun menjadi 1 tahun sedangkan tahun ke 2 dan 3 mulai belajar materi perkuliahan. 

Pertama kali ke Korea Xaviera hanya berbekal kemampuan berbahasa Inggris, bukan Bahasa Korea Selatan. Sehingga selain Bahasa, Xaviera harus beradaptasi dengan kultur Korea Selatan, dan cara belajar yang lumayan menguras tenaga setiap harinya. Hal tersebut tentu sulit baginya apalagi Xaviera masih berumur 15 tahun. 

Tidak pantang menyerah, Xaviera harus belajar Bahasa Korea Selatan secepat mungkin. Selain untuk bertahan hidup di sana, Bahasa Korea Selatan juga diperlukan untuk bergaul dengan teman-teman Koreanya.

Xaviera menceritakan betapa teman-teman Koreanya sangat ambis untuk belajar. Bahkan Ketika liburan semester mereka tidak liburan tetapi belajar di Hagwon (tempat bimbingan belajar) untuk menyiapkan persiapan pelajaran semester ke depannya.

Xaviera merasa shock ketika pertama di kelas waktu SMA teman-temannya sudah mahir di mata pelajaran yang sebelumnya belum diajarkan.

Xaviera juga shock akan cara belajar keras di Korea Selatan. Dia mengungkapkan bahwa sekolahnya selesai di jam 5 sore tetapi setiap hari Senin-Jumat pelajar korea harus belajar sendiri lagi di jam 7 malam sampai 10 malam di sekolah yang dinamakan self study time

Xaviera juga menceritakan kalau dia memiliki teman yang belajar secara overload. Ketika selesai self study time jam 10 malam tapi temannya tetap melanjutkan belajar di asrama.

Namun karena lampu asrama dimatikan di jam 12 sehingga temannya harus pindah ke toilet untuk belajar lagi. Bahkan Xaviera pernah kaget dengan temannya tersebut yang duduk di pojokan shower sedang belajar sampai jam 5 pagi.