KBRT - Di kawasan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, di antara rumah-rumah sederhana dan ladang yang menghijau, Triwibowo menata pot-pot bunga dengan cermat. Tangannya yang dulu hanya akrab dengan bibit sengon, kini terbiasa membelai kelopak mawar dan menyusun anggrek dalam rak kayu.
Bowo, demikian pria itu akrab disapa tak pernah menyangka bahwa pandemi Covid-19, yang melumpuhkan banyak sektor ekonomi, justru menjadi awal baru bagi bisnisnya. Dari sekadar menjual bibit pohon di pasar, ia kini mengelola WBW Blengok, usaha yang berkembang pesat seiring tren berkebun yang merebak.
"Dulu saya hanya menjual sengon, tapi pasarnya musiman. Waktu pandemi, orang-orang mulai hobi menanam, dan saya melihat peluang di sana," ujarnya, mengingat kembali titik balik yang mengubah hidupnya saat ditemui di kediamannya, Senin (10/02/2025).
Sejak saat itu, bisnis Bowo lebih terfokus pada penjualan bibit bunga. Ia mendapatkan pasokan dari petani bunga di Kediri dan menyediakan berbagai jenis tanaman hias dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp1 juta.
Beberapa bunga yang paling diminati adalah Bougenville dan Pucuk Merah, bahkan bunga Anting Putri bisa mencapai harga hingga Rp1 juta per tanaman.
"Setelah bibit diambil dari Kediri, saya bersama istri merawat dan mengembangbiakkan bunga yang masih bertunas maupun yang sudah besar. Justru keuntungan terbesar ada dalam proses pengembangbiakan ini," jelasnya.
Pembeli Bowo berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pecinta tanaman, sekolah, hingga instansi pemerintahan. Selain itu, para penjual bibit di pasar juga menjadikan WBW Blengok sebagai pemasok utama. Selama pandemi, pesanan dari luar kota juga meningkat.
"Ketika bisnis saya mulai ramai, tantangan pun bermunculan. Ada yang mulai meniru usaha saya dengan menjual bibit bunga lebih murah, bahkan ada yang sampai merusak alat iklan saya. Tapi, sampai sekarang, hanya usaha saya yang bertahan," ungkapnya.
Meski tidak selalu ramai, Bowo bersyukur bisnis ini mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Kini, ia mulai memperluas usaha dengan menjual peralatan berkebun, pupuk, media tanam, serta menyediakan jasa penanaman yang disertai bonus media tanam gratis.
"Setelah banyak pertimbangan, saya melihat peluang besar dalam jasa penanaman bunga. Ini inovasi yang saya coba kembangkan," katanya.
Dalam setiap pembelian stok bunga, Bowo bisa menghabiskan modal antara Rp4 juta hingga Rp5 juta .
"Dulu saya bisa menghabiskan hingga Rp7 juta, tapi saya sadar bahwa bisnis ini tidak selalu stabil. Kadang saya hanya membeli stok senilai Rp1 juta atau Rp2 juta. Intinya, saya tetap bersyukur bisnis ini masih berjalan dan bertahan sampai sekarang," pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Danu S