Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Belum Miliki Satgas, Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Trenggalek Mewabah

Kabar Trenggalek - Fenomena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Trenggalek terus bertambah. Walaupun hanya menemukan gejala PMK, Dinas Peternakan (Disnak) Trenggalek mulai memperketat peredaran hewan ternak khususnya Sapi, Kamis (02/06/2022).Sayangnya, kasus PMK yang mulai menular di Trenggalek, sampai saat ini belum memiliki Satuan Gugus Tugas (Satgas) untuk antisipasi menjalarnya wabah itu.Minimnya pengetahuan tentang PMK juga terjadi di tataran pemerintahan desa (pemdes). Bahkan pihak pemdes tidak mengetahui kalau warga yang bekerja sebagai pedagang hewan, memiliki sapi yang tertular wabah PMK.Joko Pitoyo, Kepala Desa Sumberingin, mengatakan bahwa sampai saat ini belum mengetahui kalau hewan milik warganya terpapar gejala PMK."Belum tahu kalau ada warga saya yang hewannya terkena gejala PMK, kami juga bingung sebagai pihak pemdes harus antisipasi yang seperti apa, karena sampai saat ini petunjuk teknis belum kami ketahui," jelas Joko.Namun, Nur Kholik, Pelaksana tugas (plt) Disnak Trenggalek, mengaku bahwa dirinya sudah menerbitkan Surat Edaran kepada camat mulai ciri-ciri gejala PMK dan cara penanganannya."Kami sudah menerbitkan Surat Edaran, untuk disebar kepada lintas sektor, agar penyakit PMK ini bisa teratasi di Trenggalek," ucapnya.Saat ini, PMK di Trenggalek sudah mencapai 17 kasus. Sebelumnya ditemukan 11 kasus PMK. Kemudian ada tambahan 6 kasus dari Kecamatan Panggul, yang kondisi mulut sapinya sudah mengelupas."Waktu pemeriksaan di Kecamatan Panggul ada 6 kasus kami temukan gejala PMK, awalnya ada peternak yang mengadu ke kami kalau sapinya sakit," jelas Kholik.Menghadapi fenomena PMK yang hingga kini sudah mewabah di Trenggalek, Kholik menegaskan akan mengambil tindakan penyekatan jalan dengan memberlakukan 2 cek poin."Hasil rapat di Malang bersama Forkopimda [Forum Komunikasi Pimpinan Daerah] Provinsi, Trenggalek nanti ada cek poin di Durenan dan Tugu, namun saat ini masih kami bahas," ungkap Kholik.Sementara itu, sapi yang saat ini terindikasi gejala PMK adalah sapi dari hasil transaksi jual beli yang sulit untuk dilacak dari daerah mana. Merespons hal ini, Pihak Disnak Trenggalek melalukan antisipasi dini dengan menyuntikkan antibiotik."Trenggalek ini zonanya tertular, langkah awal kami sambil menunggu uji laboratorium dari pemeriksaan sampel gejala PMK, kami menyuntikkan antibiotik," ujar Kholik.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *