Banjir bandang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Banjir itu terjadi karena jebolnya tanggul Sungai Wulan yang terletak di perbatasan Kabupaten Demak dan Kudus. Dampaknya meluas hingga membuat rumah-rumah warga terendam air.
Jumlah keluarga yang terdampak banjir di Kabupaten Demak mencapai 18.700 atau sekitar 71.000 jiwa yang tersebar di 35 desa dan tujuh kecamatan. Tercatat ada 11.400 warga yang mengungsi, tersebar pada 10 tempat di Demak dan lima tempat di Kudus.
Kementerian Agama (Kemenag), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan sejumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) menyerahkan bantuan kepada korban terdampak banjir di Demak, Kudus, dan Grobogan.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Kemenag, Waryono Abdul Ghafur berharap, bantuan tersebut dapat mempercepat penanganan terhadap korban terdampak. Pihaknya juga telah melakukan pemetaan kebutuhan dan pembagian tugas, agar bantuan dapat diberikan secara merata dan tepat sasaran.
"Kita sudah memetakan kebutuhan dan daerah-daerah terdampak. Kita (Kemenag, BAZNAS, dan LAZ) juga membagi tugas, sehingga masyarakat terbantu secara merata dan tepat sasaran," ujar Waryono dilansir dari laman Kemenag.
Banyaknya desa yang terdampak disebabkan ada tujuh tanggul sungai yang jebol, dua di antaranya adalah tanggul Sungai Wulan, sementara sisanya tersebar di lokasi lain.
Banjir juga terjadi di 32 desa di 12 kecamatan Kabupaten Grobogan, yakni: Godong, Tawangharjo, Geyer, dan Tegowanu, Penawangan, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Kedungjati, Tanggungharjo, Grobogan, dan Gubug.
Banjir merendam 2.662 rumah, 56 hektar area persawahan seluas, 6 unit fasilitas pendidikan, 1 unit rumah ibadah, 1 kandang sapi, serta rusaknya talud, rabat beton, pemadasan.
Dari hasil pemetaan, teridentifikasi empat kebutuhan masyarakat terdampak, yaitu: pangan, pakaian, air bersih, dan obat-obatan. Bantuan pangan yang diberikan meliputi 20 ton beras, serta berbagai jenis lauk, misalnya: telur, sarden, kornet, abon, mie instan, rendang, dan sosis.
Untuk kebutuhan pakaian, lanjut Waryono, bantuan akan diberikan dalam bentuk perangkat salat (50 kodi), sarung (50 kodi), kaos (30 kodi), mukena (40 kodi), pembalut (200 bal), pakaian dalam dewasa perempuan (100 lusin), dan 200 selimut.
Bantuan juga diberikan untuk memenuhi kebutuhan alat mandi, minuman, dan pembersih lantai. Bantun jenis ini telah dipersiapkan oleh PT Unilever. Sedangkan untuk kebutuhan obat-obatan, disiapkan obat-obat warung dan minyak telon.
Waryono mengaku turut prihatinan dengan keadaan para penyintas banjir. Ia berharap, kehadiran Kemenag, BAZNAS, dan LAZ dapat membangun optimisme masyarakat menjelang Ramadan.
"Kami hadir dan turut merasakan penderitaan masyarakat di sini. Kehadiran kami setidaknya menghadirkan optimisme, terlebih kita akan memasuki bulan Ramadan," ujarnya.
Bupati Demak, Eisti'anah, berterima kasih kepada Kemenag, BAZNAS, dan LAZ yang telah berkolaborasi dalam memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak.
"Kami mewakili masyarakat Demak, khususnya masyarakat terdampak, mengungkapkan terima kasih atas bantuan yang begitu banyak dari Kemenag hingga BAZNAS dan LAZ untuk masyarakat yang terdampak banjir," ungkapnya.
Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Darodji menyoroti pentingnya koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
Selain penanganan tanggap bencana, Ahmad Darodji juga menekankan pentingnya memerhatikan proses recovery pascabanjir. Ia berharap, bantuan yang diberikan tidak hanya berfokus pada saat banjir, tetapi juga pada tahap pemulihan.
"Diharapkan, kita bisa berkoordinasi dengan BPBD dan Palang Merah Indonesia dalam pendistribusian bantuan ini," ujar Ahmad.