Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

5 Ular Paling Mematikan di Dunia, 2 di Antaranya ada di Trenggalek

Tidak banyak hewan yang menimbulkan rasa takut pada manusia, seperti ular berbisa. Ada berbagai ular paling mematikan di dunia. Tentu bakal menjadi momok jika bertemu dengan ular berbisa, apalagi digigit dan mati karena racun yang disemburkan ke dalam tubuh manusia.

Ketakutan terhadap ular berbisa sangat nyata bagi banyak orang. Ular paling mematikan di dunia banyak yang hidup di daerah tropis. Tetapi, beberapa ular mungkin tinggal di kebun atau sekitar rumah manusia.

Ular-ular ini mendesis dan siap menggigit hampir semua makhluk di sekitarnya, apalagi manusia yang kadang tidak waspada akan kehadiran ular berbisa itu. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, ular menggigit sekitar 5,4 juta orang setiap tahun, dan mengakibatkan antara 81.000 dan 138.000 kematian.

Ular berbisa membunuh korbannya dengan zat beracun yang diproduksi di kelenjar ludah yang dimodifikasi yang kemudian disuntikkan hewan tersebut ke mangsanya menggunakan taringnya. Racun semacam itu telah berevolusi selama jutaan tahun untuk menyebabkan reaksi parah pada korban.

Para peneliti dalam jurnal Frontiers of Ecology and Evolution, tahun 2019, melaporkan dampak digigit ular berbisa mulai dari imobilisasi dan pendarahan hingga kematian jaringan dan pembengkakan.

Dilansir dari Live Science, berikut adalah 5 ular paling mematikan di dunia:

1. Ular Viper Sisik Gergaji

Ular Viper Sisik Gergaji (Echis carinatus) merupakan ular yang paling banyak menimbulkan kematian, khususnya di negara India. Ular ini akan mendesis dengan menggosokkan sisik bergerigi khusus saat terancam. Setelah digigit ular berbisa ini, manusia akan mengalami pembengkakan dan nyeri di sekitar area tersebut, kemudian diikuti dengan potensi pendarahan.

Racun Ular Viper Sisik Gergaji mengacaukan kemampuan manusia untuk membekukan darah. Menurut Understanding Animal Research, dampak gigitan itu itu dapat menyebabkan pendarahan internal dan akhirnya gagal ginjal akut. Hidrasi dan antivenom harus diberikan dalam beberapa jam setelah gigitan agar seseorang dapat bertahan hidup.

2. Ular Welang

Ular Welang atau secara internasinal dikenal sebagai Banded Krait. Ular ini bergerak lambat di siang hari dan lebih cenderung menggigit setelah gelap. Menurut studi jurnal PLOS Neglected Tropical Disease, pada 2016, racun Ular Welang dapat melumpuhkan otot dan mencegah diafragma bergerak. Akhirnya, udara berhenti memasuki paru-paru, yang secara efektif mengakibatkan mati lemas.

Ular Welang juga ditemukan di Indonesia, seperti di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Senin (09/01/2023) kemarin, seekor Ular Welang sepanjang 1 meter masuk ke rumah warga Trenggalek. Ular berwarna belang hitam dan putih itu melingkar di bawah mesin cuci baju.

Tepatnya, ular welang itu masuk ke rumah dr. Thanding, RT 15 RW 04, Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak, Trenggalek. Petugas Pemadam Kebakaran Trenggalek yang mendapatkan laporan dari warga, langsung berangkat ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

3. Ular King Kobra

King Kobra (Ophiophagus hannah) adalah ular berbisa terpanjang di dunia. Ular ini berukuran hingga 18 kaki (5,4 m). Menurut Smithsonian Institution, King Kobra bisa melihat orang yang bergerak dari jarak hampir 100 m. Saat terancam, King Kobra akan menggunakan tulang rusuk dan otot khusus di lehernya untuk melebarkan "tudung" atau kulit di sekitar kepalanya. Ular ini juga dapat mengangkat kepalanya dari tanah sekitar sepertiga dari panjang tubuhnya.

Setiap gigitan King Kobra menghasilkan sekitar 7 mililiter (sekitar 0,24 ons cairan) racun. King Kobra cenderung menyerang dengan tiga atau empat gigitan dengan cepat. Bahkan, satu gigitan saja dapat membunuh manusia dalam 15 menit dan seekor gajah dewasa hanya dalam beberapa jam.

Tahun kemarin, tepatnya Minggu 23 Oktober 2022, masyarakat Indonesia, khususnya Trenggalek, digegerkan dengan Pawang King Kobra yang meninggal karena serangan ular itu. Pawang itu adalah Imam Rokhani, warga RT 21 RW 09, Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Ia sempat dilarikan di RSUD dr. Soedomo Trenggalek. Namun, nyawa sang pawang ular itu sudah tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.

4. Ular Taipan Pesisir

Selain Ular Welang dan Ular King Kobra, ada Ular Tapipan Pesisir yang juga berada di Indonesia, tepatnya di Pulau Papua. Taipan pesisir (Oxyuranus scutellatus) atau dalam bahasa Inggris disebut coastal taipan atau adalah spesies taipan yang tersebar luas di pesisir utara dan timur Australia, dan Pulau Papua. Ular ini merupakan ular darat berbisa yang paling mematikan kedua di dunia,

Ular Taipan pesisir memiliki kemampuan yang mengerikan, sebab bisa menggigit dengan sangat cepat. Saking cepatnya, manusia bisa digigit taipan pesisir berkali-kali tanpa menyadarinya. Saat terancam, ular yang hidup di hutan basah daerah pantai beriklim sedang dan tropis ini, akan mengangkat seluruh tubuhnya dari tanah sambil melompatkan taringnya dengan ketepatan luar biasa dan menyuntikkan racun ke musuhnya.

5. Ular Taipan Pedalaman

Ular Taipan Pedalaman atau Inland Taipan menjadi ular paling mematikan di dunia. Menurut International Journal of Neuropharmacology, hanya sedikit racunnya yang dapat membunuh mangsa. Ular Taipan Pedalaman tinggal di celah-celah tanah liat Queensland dan dataran banjir Australia Selatan.

Ular Taipan Pedalaman jarang bersentuhan dengan manusia, karena ular ini tinggal di lokasi yang lebih terpencil. Ketika merasa terancam, Ular Taipan Pedalaman akan melilitkan tubuhnya menjadi bentuk S yang ketat sebelum melesat keluar dalam satu gigitan cepat atau beberapa gigitan.

Ada kandungan dalam racun Ular Taipan Pedalaman yang berbeda dengan spesies ular lainnya. Kandungan itu adalah enzim hyaluronidase. Menurut jurnal Toxins edisi 2020, enzim hyaluronidase meningkatkan tingkat penyerapan racun ke seluruh tubuh korban.