Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Trenggalek Pekan Ini, BPBD: Tingkatkan Kewaspadaan!

Setelah rentetan bencana di sejumlah kawasan di Trenggalek, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek meminta warga untuk tetap mewaspadai ancaman bencana alam selama 3 hari ke depan.Data yang diperoleh BPBD Kabupaten Trenggalek, hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang terus berlangsung hingga Kamis (14/3/2024).Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek Stefanus Triadi meminta warga meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bencana.“Kami mengimbau khususnya kepada warga Kabupaten Trenggalek saat ini cuaca masih ekstrem dan dimungkinkan 3 hari ke depan masih hujan lebat. Kami Ingatkan warga Trenggalek untuk lebih hati-hati dan waspada,” kata Stefanus Triadi, Minggu (10/3/2024).Dampak Cuaca Ekstrem, Rusak Infrastruktur dan Renggut Korban JiwaSeperti diberitakan, dampak cuaca ekstrem telah dialami oleh  Trenggalek. Kejadian terbaru, hujan deras disertai angin kencang menerjang kawasan Trenggalek pada Sabtu (9/3/2024) mengakibatkan pohon tumbang yang merusak rumah serta infrastruktur lainnya di 12 desa pada 7 kecamatan di Kabupaten Trenggalek.Akibat diterjang angin kencang, pohon-pohon tumbang yang menimpa rumah-rumah warga, kantor instansi instansi pemerintahan serta memutus jaringan listrik PLN.Sebelumnya, hujan dan angin mengakibatkan pohon trembesi tumbang hingga menghadang jalan di Kecamatan Tugu, Trenggalek, Sabtu (24/02/2024) malam. Akibatnya, dua rumah warga rusak serta seorang pengendara bermotor Ronald Danar Prasetya, warga Tumpuk, Kecamatan Tugu tertimpa pohon hingga meninggal dunia.Waspadai Hujan Angin Kencang hingga 14 Maret 2024Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga sepekan ke depan. Analisa terkini, potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia pada periode 8-14 Maret 2024. Yaitu:* Aceh* Sumatra Utara* Sumatra Barat* Riau* Kep. Riau* Jambi* Kep. Bangka Belitung* Sumatra Selatan* Bengkulu* Lampung* Banten* Jawa Barat* DKI Jakarta* Jawa Tengah* DI Yogyakarta* Jawa Timur* Bali* Nusa Tenggara Barat* Nusa Tenggara Timur* Kalimantan Barat* Kalimantan Tengah* Kalimantan Timur* Kalimantan Selatan* Sulawesi Selatan* Sulawesi Tengah* Sulawesi Tenggara* Sulawesi Baret* Maluku* Papua Barat* Papua“Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang aktif di wilayah Indonesia,” ujar Guswanto.Kemudian, peningkatan kecepatan angin dari utara Indonesia hingga melintasi equator melalui Selat Karimata yang mengindikasikan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).“Potensi pembentukan pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Barat Daya – selatan Jawa dan Australia bagian utara yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan,” ucapnya. (*)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *