Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Musyda ke-11 Muhammadiyah Trenggalek Berjalan Alot, Ketua Baru Duduki Kursi

Musyawarah Daerah atau Musyda ke-11 Muhammadiyah Trenggalek berjalan alot. Pasca pengumuman 13 nama formatur dengan suara tertinggi, mereka saling lempar jadi ketua masa jabatan 2022-2027.

Sebelumnya, 13 nama yang mendapatkan suara tertinggi adalah Agus Prayitno, Anang Wahid Cahyono, Catur Winarno, Soeripto, Wicaksono, Rohmat, Ilham Syahroni, Mujiarto, Slamet, Imam Supandi, Imam Nur Khozin, Agus Tamami, Bahtiar Kholil.

Berdasarkan pantauan Kabar Trenggalek, 13 nama yang mendapat suara terbanyak dari peserta Musyda ke-11 itu berjalan alot saat melangsungkan rapat pleno. Bahkan untuk menentukan 1 nama ketua membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.

Wicaksono, Ketua Terpilih Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Trenggalek, menerangkan sempat merasa aman ketika suara terbanyak diperoleh Agus Prayitno dalam e-voting. Namun rasa aman itu tak memihaknya.

"Kadang hidup itu suatu yang pernah kita rencanakan, tidak pernah kita prediksi, kita harus menjalani apa yang ada. Demi Muhammadiyah, saya nyatakan siap," tegasnya dalam sambutan perdana Wicaksono.

Saat melangsungkan rapat pleno, ada berbagai dinamika yang terjadi, diantaranya saling lempar untuk jadi ketua. Namun akhirnya, Wicaksono yang menjadi Ketua PD Muhammadiyah 2022-2027 mendatang.

"Kami tak membutuhkan tepuk tangan. Namun, kami butuhkan dukungan mutlak, sebenarnya jujur saja banyak senior di Muhammadiyah, dan saya terpaksa disepakati didaulat pengganti pak Rohmat. Dengan demikian kami minta dukungan semua pihak," tambahnya.

Secara terpisah, Solihin Fanani, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, berharap regenerasi PD Muhammadiyah Trenggalek inu mampu lebih bekerja keras lagi.

"Kami dari PWM Jawa Timur berharap untuk melakukan percepatan akselerasi dan melanjutkan pembangunan di PDM yang lebih luas tidak satu bidang saja," harap Solihin, saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.

Solihin mengatakan, dalam masa 2022-2027 memiliki waktu panjang untuk menguatkan kerja sama antar pihak. Sehingga mampu membawa kemaslahatan umat Islam di Indonesia.

"Kerjasama antar lembaga bisa dengan lembaga yang lain, sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat lebih besar," tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *