Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Cadangan Bansos 18 Triliun, Kemenkeu: Antisipasi BBM dan Listrik Naik

Kabar Trenggalek - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia tengah mempersiapkan bantuan sosial (bansos) cadangan, Minggu (14/08/2022).Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengungkapkan cadangan bansos tersebut guna sebagai antisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Listrik.Sri mencadangkan bansos sebesar 18 Triliun. Anggaran tersebut berasal dari sisa program penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN)."Jadi kalau bapak presiden menyampaikan bahwa kalau situasi cadangan-cadangan bansos ini memang tadinya didesain apabila guncangan harga terutama kalau harga BBM atau listrik tidak bisa tertahan dan kemudian harus dilakukan adjustment maka perlu suatu bantalan sosial tambahan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Kamis (11/08/2022) lalu.Namun demikian, Sri Mulyani belum bisa memastikan kapan dana cadangan bansos itu akan disalurkan.Sementara itu, Dirjen Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata, mengatakan bahwa pihaknya masih mencermati kapan waktu yang tepat untuk meluncurkannya."Akan kita cermati kapan waktu yang tepat untuk memberikan tambahan bansos ini namun anggarannya sudah tersedia mudah-mudahan cukup untuk merespons kenaikan-kenaikan harga dan lain sebagainya yang bisa terjadi sampai akhir tahun ini," ujar Isa yang ikut konferensi pers bersama Sri Mulyani.Sampai saat ini, pemerintah masih menahan harga Pertalite sebesar Rp7.500 per liter. Begitu juga dengan harga Pertamax sebesar Rp12.500 per liter, lebih murah dari harga keekonomiannya yang di atas Rp17.000 per liter.Begitu juga untuk tarif listrik golongan 450, 900, dan 1.300 VA yang belum naik. Konsekuensinya, anggaran subsidi listrik-BBM dan kompensasi untuk PLN serta Pertamina, tembus Rp500 triliun tahun ini.Sebelumnya, Sri Mulyani juga sudah meminta Pertamina mengendalikan volume penyaluran BBM bersubsidi. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga."Tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya, jadi supaya APBN tidak terpukul," kata Sri Mulyani.Pertamina mencatat penyaluran BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kiloliter (kl). Dengan itu, kuota BBM bersubsidi hanya tersisa 6,2 juta kl dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta kl pada tahun ini.Sementara itu, Kementerian ESDM sudah memproyeksi penyaluran BBM subsidi bisa jebol hingga 28 juta kl pada tahun ini.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *