Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Menikmati Keindahan Puluhan Karya Seni Rupa dari Para Perupa Trenggalek

Kabar Trenggalek -Forum Perupa Trenggalek (eFPeTe), menggelar Pameran Seni Rupa Ruang Ganti Mars 2022 di Balai Kelurahan Sumbergedong, Trenggalek. Ada puluhan karya seni rupa dari para perupa Trenggalek yang dipamerkan, Jumat (25/03/2022).Pameran seni rupa itu dimulai dari tanggal 21-25 Maret 2022. Ada lebih dari 70 karya seni rupa yang dipamerkan dalam pameran seni rupa Mars 2022. Selama lima hari, berbagai pengunjung datang untuk menikmati hasil karya seni rupa oleh para perupa Trenggalek.Pengunjung yang paling banyak yaitu dari kalangan pelajar, mulai dari SD, SMP, hingga SMA di Trenggalek. Selain itu, ada juga pengunjung pameran seni rupa dari luar Trenggalek, seperti Tulungagung, Blitar, dan Pacitan.Ketua eFPeTe, Ridwan Yunaedi, menjadi salah satu perupa yang turut memamerkan karyanya. Laki-laki yang akrab disapa Didik itu memamerkan dua karya. Pertama lukisan "Harta, Tahta, dan Wanita".[caption id="attachment_12096" align=aligncenter width=1280]Lukisan Harta, Tahta, dan Wanita kary Ridwan Yunaedi Lukisan Harta, Tahta, dan Wanita kary Ridwan Yunaedi/Foto: Wahyu AO - Kabar Trenggalek[/caption]Didik menjelaskan, karya "Harta, Tahta, dan Wanita" mempunyai makna untuk mengkritik nafsu dunia yang dimiliki manusia, terutama kaum lalaki-laki. Didik memberi catatan, bahwa wanita yang dimaksud adalah wanita yang bukan muhrim laki-laki."Ketiga unsur ini sering kali menghancurkan kehidupan pria, ketika pria itu tidak bisa mengendalikan nafsunya. Harta itu adalah titipan. Jadi kita harus bijak menggunakan harta itu. Begitu juga dengan tahta. Tahta itu adalah amanah yang kita jalankan sebagai mestinya," jelas Didik.Menurut Didik, setiap manusia harus punya filter rohani yang kuat untuk mengendalikan nafsunya. Jika manusia ingin mendapatkan kenikmatan dunia menggunakan segala cara, maka mata batinnya akan menjadi tumpul dan lumpuh."Persoalan klasik ini sebenarnya. Dari dulu kerajaan Majapahit kan juga hancur karena harta, tahta, dan wanita. Tapi sampai sekarang masih relevan," ujar warga Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Trenggalek, itu.[caption id="attachment_12095" align=aligncenter width=1114]Lukisan The Brain Recharging karya Ridwan Yunaedi Lukisan The Brain Recharging karya Ridwan Yunaedi/Foto: Wahyu AO - Kabar Trenggalek[/caption]Lukisan oleh Didik berikutnya yaitu "The Brain Recharging". Didik menyampaikan, lukisan itu menggambarkan kondisi perkembangan teknologi di zaman sekarang. Didik melukiskan seseorang yang melayang sambil memegang telepon pintar."Sekarang itu sudah beda dengan zaman saya sekolah dulu. Kalau kita menginginkan informasi apapun, dengan rebahan, kan kita bisa melayang ke mana-mana.Tapi tidak semua informasi yang kita dapatkan dari gadget itu benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya 100%. Jadi tetap kita sendiri harus bijak dalam menggunakan teknologi," terang Didik.Menengok ke lukisan lain, ada karya seni rupa oleh Sidik Iwwani, Ketua Penyelenggara Pameran Seni Rupa Mars 2022. Karya Sidik ada tiga. Pertama lukisan "Terjerat Waktu". Artinya, waktu itu menjerat manusia untuk keluar, berekspresi dan berkesenirupaan, sehingga manusia seolah-olah terkungkung.[caption id="attachment_12094" align=aligncenter width=1280]Lukisan Terjerat Waktu karya Sidik Iwwani Lukisan Terjerat Waktu karya Sidik Iwwani/Foto: Wahyu AO - Kabar Trenggalek[/caption]"Selama ini kita berpikiran untuk keluar itu secara fisik ataupun keluar secara ekspresi. Kalau pendapat saya, kalau mau berkarya itu masih setengah-setengah, belum loss," tegasnya.[caption id="attachment_12093" align=aligncenter width=999]Lukisan Masa Lalu yang Berlalu karya Sidik Iwwani Lukisan Masa Lalu yang Berlalu karya Sidik Iwwani/Foto: Wahyu AO - Kabar Trenggalek[/caption]Lukisan Sidik yang kedua yaitu "Masa Lalu yang Berlalu". Lukisan itu menggambarkan tentang becak sebagai alat transportasi tradisional yang sudah tergerus oleh zaman."Ada kota-kota yang tidak boleh becak gitu ya. Seolah-olah semua yang lama, semua yang jadul itu ketinggalan jaman. Padahal sebenarnya becak bisa mengikuti perkembangan jaman. Kalau misal becak dikreasikan, orang bisa jualan sesuatu dengan becak, nah itu orang-orang bisa tertarik dengan becak," terang Sidik.[caption id="attachment_12092" align=aligncenter width=1280]Lukisan Merawat Bumi karya karya Sidik Iwwani Lukisan Merawat Bumi karya karya Sidik Iwwani/Foto: Wahyu AO - Kabar Trenggalek[/caption]Karya seni rupa ketiga dari Didik adalah lukisan "Merawat Bumi". Lukisan itu secara samar menggambarkan petani yang sedang mencangkul di lahan. Sidik menjelaskan, pertanian tradisional itu bisa bersahabat dengan alam." Pertanian tradisional itu tidak akan mengeksploitasi alam. Karena petani hanya butuh mendapat makan. Jadi cukup untuk makan. Kalau sekarang sampek merusak hutan, seperti deforestasi. Jadi pertanian tradisional tidak akan secara besar-besaran menghabiskan alam," kata Sidik."Kalau sekarang kan banyak gerakan seperti save earth, go green, dulu nggak perlu seperti itu. Karena petani sudah menjalankannya. Ada simbiosis antara manusia dan alam tadi" tambahnya.Masih banyak lagi puluhan karya seni rupa oleh perupa Trenggalek. Sidik berharap, melalui Pameran Seni Rupa Mars 2022, kesenirupaan di Trenggalek maju pesat seperti di daerah-daerah lain. Sehingga, perupa Trenggalek bisa hidup dari karyanya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *