Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kala Mantri Kopi Trenggalek Tak Ingin Ada Daya Saing Antar Pebisnis Kopi Bumi Minak Sopal

Kabar Trenggalek - Berbicara tentang kopi tidak akan ada habisnya, pasalnya kopi sudah menjadi sandingan masyarakat pada umumnya, sajian dan jenis berbeda menjadi daya tarik para penikmat kopi, Selasa (26/10/2021).Kabupaten Trenggalek, atau yang biasa disebut bumi minak sopal ini menyimpan penghasil kopi dan setiap sudut kota sering kita jumpai cafe yang menjajakan minuman kopi dan juga warung kopi yang sudah melegenda puluhan tahun.Tidak ingin potensi bisnis kopi ini terlena begitu saja, tumbuh komunitas yang sering merangkul petani sampai dengan pemilik caffe hingga roasterey dan barista, tidak asing lagi jika datang ke bumi minak sopal, menyebut komunitas mantri kopi sebagai jembatan hulu-hilir bisnis kopi.Baca JugaCerita Barista Trenggalek, Belajar dari Komunitas hingga Menjadi Juara LombaSering berkunjung di kebun kopi sudah menjadi agenda rutin komunitas mantri kopi, hal demikian serupa dilakukan dengan menggelar lomba antar barista yang bekerja di caffe trenggalek, untuk menghapus terjadinya daya saing antar caffe."Kalau kita punya ilmu tentang dunia kopi ya kita bagi-bagi, jangan sampai punya ilmu itu untuk menciptakan daya saing bisnis kopi, hal ini yang menjadi latar belakang kami menggelar lomba antar barista ini," terang Alhamed Edo Pasha panitia "Local Brewers Fun Batle, Jamaah Kopi Trenggalek,".Acara tersebut sudah direncanakan sejak tiga bulan yang lalu, namun badai pandemi corona virus disaese (covid-19), yang juga belum mereda akhirnya bisa dilaksanakan pada Senin, (25/10/2021), yang diikuti 30 peserta barista seluruh kedai Kabupaten Trenggalek.Baca Juga : Pemuda Trenggalek Inisiasi Bank Sampah hingga Menghasilkan Rupiah"Untuk soal kompetisi kita hari ini, hanya sebagai imbuhan dan tukar ilmu, yang paling penting teman kedai dan coffe di Trenggalek ngumpul dan guyub rukun, karena kita bisnis di kota kecil kalau ada persaingan itu tidak baik," jelas Edo.[caption id="attachment_4409" align=aligncenter width=999] Kompetisi Antar Barista (Peracik Kopi) di Trenggalek | Foto : Kabar Trenggalek[/caption]Lomba yang melibatkan 26 barista yang bekerja di kedai coffe, dan 4 peserta pecinta kopi itu, menggunakan kopi jenis arabica karena sesuai denga lomba manual brewers, dengan menggunakan roastery lokal Kabupaten Trenggalek."Untuk asal kopinya sendiri kami masih menggunakan produk luar daerah, karena untuk arabica di Trenggalek, petani sendiri masih kurang edukasi terkait penanaman dan tinggi lahan tempat penanaman kopi," tambahnya.Baca Juga : Para Pemuda Trenggalek Mengubah Sampah dan Limbah Minyak Jelantah Menjadi RupiahMenurutnya, barista dan roastery harus saling memilki komunikasi erat, karena rasa yang dihasilkan dalam kopi arabica itu hasil olahan roastery, sehingga barista harus menjaga komunikasi agar kopi yang diseduh sesuai."Agenda ini memang supaya kita saling komunikasi, dan bisa terjadi tukar ilmu sehingga di Trenggalek terkenal akan barista dan roasterynya," ujar Edo.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *