Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Wasit Kena Pukul di Pertandingan Perempat Final PON ke 21, Jadi Pembicaraan Netizen

Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 kembali menjadi sorotan negatif dari publik, khususnya di kalangan netizen. Setelah sebelumnya ramai diperbincangkan terkait infrastruktur yang belum selesai dan sajian makanan atlet yang kurang memadai, kali ini insiden kekerasan di lapangan kembali mengundang reaksi keras.

Peristiwa ini melibatkan seorang wasit bernama Eko Agus Sugiharto, yang dipukul oleh Muhammad Rizki, pemain dari Sulawesi Tengah, setelah keputusan kontroversial saat pertandingan perempat final cabang olahraga sepak bola antara Aceh dan Sulawesi Tengah.

Insiden bermula ketika Eko Agus Sugiharto memberikan hadiah penalti kepada tim Aceh, sebuah keputusan yang dianggap kontroversial dan tidak diterima oleh tim Sulawesi Tengah. Ketegangan di lapangan meningkat, dan kericuhan pun pecah. Di tengah kekacauan, Muhammad Rizki melayangkan pukulan yang membuat wasit Eko Agus Sugiharto terjatuh dan sempat pingsan.

Setelah insiden pemukulan tersebut, Muhammad Rizki dihukum dengan kartu merah, dan pertandingan sempat dihentikan sejenak untuk pergantian wasit. Pertandingan kemudian dilanjutkan, dan tim Aceh keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1, melaju ke babak semifinal.

Insiden ini segera memicu reaksi negatif dari netizen di berbagai platform media sosial. Banyak yang mengutuk tindakan anarkis dari pemain serta menyoroti keputusan wasit yang dinilai kontroversial. Beberapa netizen berpendapat bahwa kedua pihak, baik wasit maupun pemain, layak mendapatkan hukuman atas insiden tersebut.

Sejumlah komentar netizen di platform X (dulu Twitter) seperti akun @unmag menyindir dengan menulis, “Tolong dik, Malaysia naturalisasi pemain yang ini, kami ikhlas.” Sementara itu, akun @dayatpiliang menulis, “Inilah Asian values,” dan akun @0xberuangmadu berkomentar, “Soccer x MMA = Shaolin Soccer.”

Pihak penyelenggara PON XXI kini tengah meninjau insiden ini, sementara netizen terus melontarkan kritik terkait penyelenggaraan yang dianggap penuh masalah.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *